Berita

Dagpo Rinpoche's teaching

Berharganya Kelahiran sebagai Manusia

Pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche, 15-16 Januari 2022

Awal tahun 2022 dibuka dengan sebuah kesempatan bajik. Guru Dagpo Rinpoche kembali memberikan pengajaran Dharma secara daring. Pada kesempatan ini, Guru Dagpo Rinpoche kembali melanjutkan transmisi dan penjelasan Lamrim Jalan Cepat (Nyurlam) karya Panchen Losang Yeshe (Panchen Lama II). Sesi pengajaran Dharma kali ini berisi penjelasan cara merenungkan nilai besar dari kondisi kelahiran kita sebagai manusia.

Sabtu, 15 Januari 2022

Guru Dagpo Rinpoche mengawali sesi dengan mengajak kita merenungkan kondisi kita saat ini. Kita sudah memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Dharma. Untuk bisa sampai di tahap ini, pastilah kita pernah melakukan upaya yang luar biasa sejak kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu, setiap memulai sesi, kita harus ingat untuk menarik manfaat sebesar-besarnya dari tiap momen yang dilalui. Bagaimana cara melakukannya? Kita harus berupaya mengendalikan batin kita dan berpraktik hingga mencapai Kebuddhaan.

Guru Dagpo Rinpoche kemudian mengutip bait dari “Surat kepada Sahabat”, karya Arya Nagarjuna yang ditulis untuk sahabatnya, Raja Guatamiputra. Dalam surat tersebut, kita diajak untuk senantiasa mengandalkan ingatan dan kewaspadaan untuk memeriksa diri kita. Jika kita bisa sadar penuh akan hal yang terjadi pada tubuh kita, hal ini akan menyokong praktik Dharma kita. Ingatan berfungsi untuk mengingat hal yang seharusnya dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan. Sementara, kewaspadaan berfungsi untuk memeriksa atau menjaga keberfungsian ingatan.

Sesi motivasi dilanjutkan dengan sebuah nasihat dari Guru Dagpo Rinpoche mengenai praktik Dharma. Praktik Dharma yang sesungguhnya ialah yang bisa mentransformasi batin kita sehingga hal buruk bisa hilang sementara hal baik terus berkembang. Selama ini, kita mungkin berupaya mempraktikkan Dharma dengan melakukan beragam aktivitas seperti puja dan melafalkan mantra. Tentu saja ini adalah hal yang baik, tapi belum tentu bisa mengubah batin kita. 

Masalah lainnya dalam praktik Dharma adalah kita sering kali berpikir bahwa kita memahami betul keadaan batin kita. Akan tetapi, pada kenyataannya, hal ini bisa jadi keliru. Misalnya, sering kali ketika beraktivitas, tiba-tiba muncul klesha yang sangat kuat seperti kemarahan yang tak bisa kita kendalikan. Setelah klesha tersebut muncul, barulah kita merasa menyesal. Kondisi batin kita masih liar sehingga kita butuh panduan dari instruksi Lamrim supaya bisa mengubah batin kita. Perenungan terhadap kelahiran sebagai manusia yang berharga adalah salah satu caranya. 

Merenungkan kelahiran manusia yang berharga berarti merenungkan delapan kebebasan dan sepuluh kesempatan atau keberuntungan. Sebelum merenungkan hal ini, kita harus berupaya untuk merampungkan Enam Praktik Pendahuluan. Hal ini menurut Guru Dagpo Rinpoche, adalah agar perenungan kita tak hanya berhenti menjadi sekadar kata-kata, tetapi bisa benar-benar mengakar dalam hati kita. Setelah mengajukan permohonan kepada para Buddha untuk memberkahi kita, kita juga harus meyakini bahwa semua kualitas dan kebajikan dari Buddha betul-betul kita peroleh.

Minggu, 16 Januari 2022

Pada hari kedua, Guru Dagpo Rinpoche kembali mengajak peserta untuk merenungkan kondisi saat ini. Meskipun kondisi kita saat ini luar biasa, kita harus memahami bahwa kondisi ini tidak akan bertahan selama-lamanya. Kita berubah dari momen ke momen. Semua fenomena di dunia ini berubah dari saat ke saat karena terdiri atas sebab-sebab dan kondisi yang saling mengikat. Saat ini kita masih hidup dan memiliki kesempatan. Oleh karena itu, demi diri sendiri dan semua makhluk dan demi kehidupan kita saat ini dan berikutnya, penting bagi kita untuk menarik manfaat sebesar-besarnya dari kesempatan ini. 

Sebelum memasuki topik, Guru Dagpo Rinpoche juga menasihati kita untuk terus berupaya belajar, merenung, dan meditasi. Ketiga hal tersebut adalah praktik Dharma unggul yang benar-benar bisa mengubah batin kita. Kita juga mesti memahami hal yang dimaksud sebenarnya dengan belajar. Jangan sampai kita belajar Dharma hanya untuk menambah kemampuan intelektual kita. Jangan sampai pula kita berusaha melakukan praktik yang terlalu tinggi namun menanggalkan praktik  belajar, merenung, dan meditasi, terutama pada topik-topik awal seperti ketidakkekalan dan kematian. Kita harus menanamkan dalam batin kita bahwa tujuan dari belajar adalah demi menaklukkan batin kita sendiri. Saat itu, barulah kita bisa mengamati dengan jelas kondisi kita saat ini dan tahu penawar apa yang perlu kita terapkan.

Lebih lanjut, Guru Dagpo Rinpoche juga berpesan mengenai bahaya dari menunda. Banyak orang yang ingin belajar dan mempraktikkan Dharma, namun tak jarang yang kemudian menunda praktik Dharma hingga kemudian hari. Kita mungkin berpikiran bahwa kita akan melakukan praktik Dharma jika sudah menyelesaikan satu hal dan lainnya. Akan tetapi, kita lupa bahwa tidak ada jaminan kita masih memiliki kesempatan untuk melakukannya di kemudian hari. Maka dari itu, praktik Dharma haruslah dilakukan sekarang juga. 

Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita telah berpraktik dengan benar? Jika kita sudah menanggalkan pemikiran mementingkan kehidupan saat ini, maka kita telah melakukan praktik Dharma sejati. Kita sendirilah yang bisa menilai apakah semakin kita berpraktik Dharma, kita menjadi semakin kurang terlibat dalam urusan-urusan kehidupan saat ini? Apakah kita menjadi semakin baik? Guru Dagpo Rinpoche mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam praktik yang terlihat seperti praktik Dharma. Kita bisa melafalkan mantra hingga butiran tasbih kita habis terkikis. Namun, apakah terkikisnya butir tasbih tersebut juga menandakan terkikisnya klesha kita? Apakah dengan kita membalik helai demi helai kertas buku Dharma lantas menandakan berkurangnya klesha kita? 

Setelah melemparkan pertanyaan pemantik perenungan tersebut, Guru Dagpo Rinpoche lanjut menjelaskan nilai besar kelahiran kita sebagai manusia. Kita bisa mencapai kekuatan yang lebih besar dari kelahiran kita melalui empat hal: ladang kebajikan, niat, objek-objek, kehidupan, dan waktu. 

Ladang kebajikan maksudnya adalah membangkitkan keyakinan terhadap para Buddha, Bodhisatwa, dan guru-guru spiritual kita. Faktor kedua, yaitu niat, maksudnya adalah semakin kita termotivasi oleh pencerahan lengkap sempurna, semakin kuat pula akar kebajikan yang kita miliki. Ketiga, dalam memberikan objek persembahan, berdana Dharma bisa memberikan kekuatan yang lebih besar dibandingkan berdana materi. Keempat, kekuatan yang lebih besar akan bisa kita dapatkan jika kita mengambil bentuk kehidupan sebagai seorang praktisi yang ditahbiskan. Sementara itu, berkenaan dengan yang terakhir, yaitu waktu, Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa mengembangkan peikiran bajik di zaman kemerosotan sekarang ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding saat Buddhadharma masih berjaya di masa lampau. Oleh karena itu, mempertahankan pikiran bajik pada tiap momen adalah tindakan yang amat berharga. 

Pengajaran kemudian dilanjutkan dengan pembahasan cara melakukan visualisasi dan perenungan akan kelahiran manusia kita yang berharga. Seperti sesi-sesi sebelumnya, pengajaran Dharma kembali ditutup dengan doa dedikasi untuk pencapaian Kebuddhaan lengkap sempurna bagi semua makhluk. Seluruh aktivitas bajik selama dua hari ini juga didedikasikan demi kepulihan dunia kita yang masih diliputi pandemi.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *