Mencapai Pembebasan Samsara

Penderitaan Umum Samsara


Apakah setiap orang memiliki garis besar lnstruksi Guru yang Berharga? Apakah Anda semua memilikinya? Baguslah, karena kita sekarang akan melihat penderitaan di samsara. Dalam garis besar kita di Lamrim, mereka telah dijelaskan dalam cara untuk memfasilitasi perenungan atau kontemplasi kita menjadi dua bagian. Pertama, penderitaan umum samsara, untuk hal ini kita diberi enam bagian. Kemudian ada perenungan penderitaan khusus samsara. Jadi kelompok pertama yang terdiri dari enam bagian berhubungan dengan penderitaan umum samsara dan ada bagian kekurangan karena ketidakpastian, kekurangan karena ketidakpuasan, dan sebagainya. Anda dapat melihat garis besar Anda. 

Pertama adalah kekurangan karena ketidakpastian dan yang kedua adalah ketidakpuasan. Sesungguhnya, dari semua penderitaan umum samsara, dua ini adalah yang terburuk. Kita dapat mengatakan bahwa kedua ini mencakupi semua. Bagaimana kita melihat diri kita sendiri di atas dasar keberadaan atau kemunculan dengan skandha tidak murni yang didapatkan? Karena tidak mungkin, tak peduli di manapun kita atau siapapun kita, untuk mengalami bentuk kebahagiaan apapun yang sejati, dimulai dengan kenyataan bahwa kita harus mengalami kekurangan samsara karena ketidakpastian. Tidak peduli di manapun kita di dalam samsara, tidak peduli betapa bagusnya barang di dalam samsara, bahkan jika kita memiliki yang terbaik yang ditawarkan samsara, tetap tidak ada bentuk kebahagiaan yang sejati karena ketidakpastian mereka. Jika kita tahu bagaimana memikirkannya dengan benar, kita akan melihat bahwa sesungguhnya kebanyakan masalah yang kita hadapi dalam hidup kita dan kebanyakan urusan yang membuat kita menderita berhubungan dengan kekurangan yang pertama ini pada samsara – yakni, kekurangan karena ketidakpastian. Karena segala sesuatu tidak pasti, maka kita menderita. Oleh karena itu, jika kita hubungkan dengan itu, jika kita memahami kondisi peristiwa ini, jika kita tahu bahwa segala sesuatu akan selalu tidak pasti selama kita berdiam di dalam samsara, hal tersebut akan menolong kita bertahan dengan masalah yang kita hadapi dan itu akan mengurangi masalah kita. Masalah kita akan jauh lebih berkurang saat kita memahami dan menyadari bahwa ketidakpastian adalah sebuah bagian yang hakiki dari samsara. Jadi, ketika kita memiliki pemahaman yang baik bahwa ketidakpastian adalah bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan samsara, maka ketika masalah muncul kita tidak akan terkejut. Dengan kata lain, kita akan belajar berharap dari hal semacam ini dan kita tidak akan terluka oleh perubahan dan masalah yang timbul karena kita tahu sepenuhnya bahwa dia tak terelakkan selama kita berdiam di samsara. Hal semacam inilah yang kita harapkan.

 

  • Kekurangan karena ketidakpastian

Untuk merenungkan kekurangan yang pertama dari samsara, ada empat cara pandang yang bisa kita gunakan untuk melihatnya:

  1. Ketidakpastian berkaitan dengan jenis tubuh yang kita miliki;
  2. Ketidakpastian akan siapa yang akan menyakiti kita dan siapa yang akan menolong kita, dan kapan mereka akan melakukannya;
  3. Ketidakpastian akan hal-hal baik yang bisa kita alami di dalam samsara; dan juga
  4. Ketidakpastian berkaitan dengan hubungan persahabatan kita.

Cara ini menolong, sebab jika tidak, ketidakpastian itu adalah kenyataan yang sangat luas, apabila kita tidak memiliki cara pandang di atas. Ini adalah sebuah topik yang sangat luas.

Untuk membantu kita memahami hal ini, pertama, kita akan melihat ketidakpastian berkaitan dengan jenis tubuh yang kita miliki. Kita harus berpikir ke dalam diri kita sendiri bahwa tidak peduli betapa indahnya tubuh yang kita miliki, bahkan seorang raja atau presiden atau seseorang yang memiliki status tinggi, jenis dasar bagi kehidupan kita itu tidak akan bertahan selamanya, cepat atau lambat kita harus melepaskan tubuh seperti itu. Dan bagi kita, lihat situasi kita sekarang. Kita mungkin memiliki tubuh yang tidak terlalu buruk tapi kita tidak dapat mengandalkannya, dia bukanlah sesuatu yang dapat kita simpan selamanya. Jadi, sekali lagi, ini bukanlah sesuatu yang sulit untuk dipahami namun dia merupakan sesuatu yang perlu kita renungkan.

Hal yang sama berlaku untuk bentuk yang kedua: ketidakpastian dalam kaitannya dengan pertolongan yang kita terima dan penderitaan yang akan kita terima juga. Kita mungkin memiliki seseorang yang begitu menolong kita pada situasi tertentu dalam hidup kita, namun bukan karena mereka telah menolong kita di suatu waktu maka mereka akan terus menolong kita selamanya. Bisa saja hubunganmu dengan orang ini berubah karena peristiwa kecil atau karena sesuatu yang tidak penting sama sekali. Orang yang tadinya sangat membantu kita, sekarang bukannya membantu malah menjadi seseorang yang menyakiti kita. Dia melakukan sesuatu sekarang untuk menciptakan halangan bagi Anda dan sebagainya. Ini adalah sesuatu yang kita semua alami tapi kita juga mengalami yang sebaliknya; kita bisa saja mengenal seseorang yang biasanya tidak banyak membantu, namun sebaliknya, yang selalu berusaha membuat masalah bagi kita karena satu dan lain sebab. Namun seiring berjalannya waktu dia mengenal kita dengan lebih baik sehingga hubungannya mulai berubah. Ketika hubungannya makin meningkat dan bahkan, bukannya mencampuri urusan kita dan menghalangi kita dan sebagainya, namun orang ini sekarang malah memberikan bantuan yang baik dan menolong kita. Sekali lagi ini adalah sesuatu yang kita semua alami. Dia adalah bagian ketidakpastian samsara namun jelas ketika dia terjadi Anda butuh merenungkannya berulang-ulang kali.

Situasi seperti ini adalah sesuatu yang dijelaskan oleh Nagarjuna. Beliau mengatakan bahwa orang yang sekarang adalah ayah kita telah menjadi putra kita berkali-kali, dan ibu kita telah menjadi istri atau suami kita berkali-kali di masa lampau. Kita tidak boleh berpikir bahwa ketidakpastian hanya berkaitan dengan kehidupan yang sekarang saja, namun di antara banyak kehidupan. Bahkan lebih jelas lagi bahwa jenis hubungan dengan makhluk yang sama berubah drastis dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya dan dalam hal ini ada sebuah cerita yang berhubungan dengan seorang arya bernama Katyayana yang sangat erat kaitannya dengan penjelasan sekarang, namun itu mungkin akan memakan waktu banyak. Cerita ini ditemukan dalam Pembebasan di Tangan Kita. Anda selalu dapat merujuk ke karya itu untuk menemukan cerita ini, karena ini adalah penggambaran yang baik sekali mengenai hakikat perubahan dari sebuah hubungan. Arya Katyayana memiliki kewaskitaan karena Beliau adalah seorang arya. Beliau dapat melihat bagaimana hubungan berubah di setiap kehidupan dan oleh karena itu, Beliau menceritakan kisah seorang perumah tangga. Seperti yang telah kita katakan, Anda dapat merujuk pada Pembebasan di Tangan Kita untuk cerita ini, yang menggambarkan dengan sangat baik perubahan dari hubungan di setiap kehidupan . Tapi seperti yang kita katakan, jenis hubungan ini berubah drastis bukan hanya terjadi antar kehidupan, bahkan di dalam kehidupan kita yang sekarang ini pun perubahan ini dapat terjadi. Yang harus kita lakukan adalah berusaha membaca atau merenungkan cerita hidup kita sendiri untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang kita bicarakan di sini, dan kita tahu kita telah mengalami semua jenis perubahan ini. Itulah sebabnya mengapa Shantidewa juga mengatakan seseorang, yang namanya saja bisa menakutkan kita sampai mati, dalam waktu yang singkat berubah menjadi seseorang yang mana kita tidak tahan untuk berpisah dengannya karena kita merasa sangat dekat dengannya.

Selanjutnya adalah bentuk ketidakpastian yang berhubungan dengan kekayaan dan status kita. Kita mungkin berada dalam posisi yang sangat baik pada masa waktu tertentu; namun tidak ada jaminan kondisi ini akan terus berlanjut. Kita mungkin jatuh ke status yang sangat rendah, dengan cara yang sama seseorang yang memiliki status yang rendah dapat dengan sangat mudah bangkit ke posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat. Hal ini berlaku untuk kekayaan kita juga. Seorang yang sangat kaya, dalam satu malam bisa berubah menjadi gembel, dan kadang juga terjadi seorang gembel menjadi sangat kaya.

Untuk melanjutkan perenungan kita pada jenis yang ketiga dari ketidakpastian, kita tidak perlu membaca buku Buddhis. Yang perlu kita lakukan adalah membaca sejarah. Ketika kita membaca banyak mengenai sejarah, di manapun kita lihat kita bisa menemukan gambaran ketidakpastian jenis ini. Kita tahu banyak raja yang kadang menjadi penguasa besar namun harus berakhir di penjara atau dipenggal dan sebagainya. Jika Anda ingin melihat ke luar penggambaran dari jenis ketidakpastian ini, yang perlu Anda lakukan hanyalah membaca buku sejarah. Tentu saja, jenis ketidakpastian ini berhubungan dengan kita secara personal juga. Kita tidak boleh hanya melihat ke luar tapi juga melihat bagaimana kita juga mengalami berbagai jenis ketidakpastian yang berbeda

Untuk ketidakpastian persahabatan kita, sekali lagi ini cukup jelas.

Kita akan mengambil sedikit waktu untuk memeditasikan ini sekarang. Bagaimana kita memulai? Kita akan memulai dari di mana kita mengakhiri meditasi sebelumnya, yakni merenungkan: “jika saya bisa benar-benar mengambil perlindungan pada Triratna dan mempraktikkannya dengan benar, dengan kata lain, hidup sesuai dengan karma dan akibatnya, dengan menahan diri dari sepuluh perbuatan tak bajik, saya dapat memastikan diri saya sendiri terhindar dari alam rendah dan oleh karenanya mencapai kelahiran yang lebih tinggi dalam kehidupan yang akan datang. Walaupun demikian, bukan berarti karena saya terlahir dalam posisi yang baik sehingga segala sesuatu jadi benar­ benar memuaskan, masih jauh dari kondisi itu, Sesungguhnya, selama kita berdiam di samsara, sepanjang kita masih terlahir dengan skandha didapatkan yang tidak murni, maka tidaklah mungkin untuk memahami perasaan kepuasan sejati apapun atau kebahagiaan yang tahan lama. Mengapa demikian? Karena sebagai makhluk samsarik, saya terpaksa mengalami berbagai kekurangan yang ikut terbawa dengan modus eksistensi seperti ini, dimulai dari kerugian atau kekurangan karena ketidakpastian .

Pada umumnya, kapanpun Anda berada di dalam samsara, Anda harus mengalami enam jenis kekurangan yang berbeda, dimulai dari ketidakpastian. Dan Anda kemudian dapat merenungkan empat aspek ketidakpastian dari samsara. Ketika merenungkan ketidakpastian samsara, Anda bisa melakukannya secara umum, dalam artian melihat dunia di sekeliling Anda, tapi mungkin akan lebih baik jika perenungan ini berkaitan dengan pengalaman Anda sendiri, dimulai dengan ketidakpastian akan jenis tubuh yang akan Anda miliki. Untuk ini, kita melihat ke dalam tubuh kita sendiri. Kita akan melihat pada kondisi mana kita berada sekarang dan kita juga akan melihat bahwa kita tidak selalu berada di kondisi ini. Jika kita menua, kita akan melihat bahwa sekarang kita benar-benar mengalami proses kemerosotan. Kita tidak selalu berada di kondisi ini dan bahkan jika di dalam hidup kita, kita benar-benar memiliki sebuah tubuh yang sehat, itu bukanlah sesuatu yang dapat kita andalkan, karena pada umumnya tubuh kita sebenarnya tak dapat dipercaya. Kita akan mengambil tujuh menit untuk. merenungkan ini.

Kita harus bisa sampai pada bagian menyadari bahwa biar bagaimanapun baiknya situasi yang kita temukan di dalam samsara, bahkan jika kemungkinan yang terbaik yang bisa kita bayangkan, di mana segala sesuatu berjalan dengan sempurna dan kita memiliki semua yang kita inginkan hingga kelihatannya, segala sesuatu sangat positif, menyenangkan dan menguntungkan dan sebagainya, namun demikian, itu tetap bukan sesuatu yang bisa kita andalkan. Mengapa demikian? Karena cepat atau lambat dia akan berubah, dia tidak akan tetap seperti itu. Segala sesuatu di dalam samsara memiliki hakikat perubahan, bertahan sementara dan, cepat atau lambat, bahkan jika kita memiliki yang terbaik yang bisa ditawarkan oleh samsara, itu tetap bukanlah sesuatu yang dapat kita andalkan. Dan inilah sebabnya mengapa Jey Rinpoche dalam Dasar-Dasar dari Semua Kebajikan dalam satu bait mengatakan: “Setelah memahami bahwa sumber daya yang sempurna dalam samsara tidak dapat diandalkan, bangkitkan aspirasi sukacita akan pembebasan.”

Kalimat di atas sangat ringkas, hanya dua baris, namun mereka tentunya membawa makna yang dalam dan sangat relevan. Tidak peduli betapa hebatnya posisi yang kita nikmati dalam masyarakat, tidak peduli betapa besarnya kekayaan atau status kita, tidak peduli betapa menyenangkannya keluarga yang Anda miliki dan betapa cantiknya anak Anda, betapa bagus dan menakjubkannya lingkaran pertemanan Anda, tidak peduli betapa baiknya kesehatan Anda dan betapa besamya kecantikan Anda, semua itu hanya dari sudut pandang duniawi. Bagaimana dengan sisi spiritualnya? Tidak peduli betapa sempurnanya guru yang Anda temui; tidak peduli betapa indahnya ajaran yang kita dapatkan dari mereka, betapa baiknya sahabat Dharma yang kita miliki di sekeliling kita, semua ini tetap tidak bisa diandalkan. Mereka bukanlah sesuatu yang kita benar-benar bisa andalkan karena cepat atau lambat mereka akan berubah.

Coba lihat situasi kita sekarang – kita di sini untuk tujuan Dharma, kita mendengarkan ajaran yang sempurna, kita dikelilingi oleh teman-teman – sahabat Dharma. Segala sesuatu berjalan dengan lancar, tidak ada pertengkaran, mungkin ada sedikit friksi di sana-sini tapi tidak besar, tidak sampai harus adu jotos. Jadi, kita memiliki waktu yang baik, kita sangat menikmati semua ini dan bahkan berharap ini akan berlanjut terus. Tapi dia tidak akan. Hanya dalam beberapa hari lagi, ini akan selesai dan situasi yang sempurna ini dan lingkungan yang baik ini akan berakhir.

Jadi, tidak ada satu situasi pun atau aspek dari situasi yang baik yang dapat kita benar-benar andalkan, segala sesuatu akan berubah. Ketika kita melihat situasi kita dari sudut pandang ketidakkekalan yang halus, semua ini akan semakin jelas. Tidak peduli apa situasinya dan betapa menakjubkannya, dia adalah sesuatu yang berubah setiap saat, dari momen ke momen; satu momen dia bangkit dan momen selanjutnya hilang. Dia berubah menjadi sesuatu yang lain, berakhir dan menghasilkan momen yang lain – menjadi sesuatu yang juga memiliki hakikat sementara. Ketika Anda memahami ini, ini semua sangat membuktikan bahwa segala sesuatu tidak bisa diandalkan dan cepat atau lambat dia akan berakhir dan berubah sepenuhnya.

Kita memiliki kesan bahwa sesuatu bisa bertahan dalam j angka waktu tertentu. Kita berharap bahwa mereka akan dan kita berharap mereka demikian karena kita memiliki pandangan kesalahpahaman akan hakikat berbagai hal di sekeliling kita dan diri kita sendiri. Kita memegang itu dan mengganggap mereka sebagai kekal, di mana sesungguhnya mereka tidak demikian. Dan tentu saja, kesalahpahaman ini menuntun kepada semua jenis masalah. Tanpa membicarakan perubahan yang utama, bahkan kekayaan unggul yang kita miliki dan sebagainya, berubah dari waktu ke waktu dan kenyataan itu membuat mereka sepenuhnya tidak bisa diandalkan. Jadi, kenyataannya, melalui pemahaman ini, bahwa segala sesuatu yang tidak kekal adalah kekal, melihat semua yang tidak murni sebagai murni, oleh karenanya salah melihat hakikat penderitaan menjadi hakikat kebahagiaan, dan pemahaman akan sesuatu yang tidak memiliki diri yang sejati sebagai sesuatu yang memiliki diri yang sejati, sehingga kita berputar dan berputar terus di dalam samsara. Karena melalui empat jenis pikiran salah ini kita dituntun untuk berputar terus-menerus di dalam samsara.

 

  • Kekurangan karena ketidakpuasan

Jadi kekurangan dari samsara selanjutnya adalah ketidakpuasan. Dan ini, seperti yang telah disebutkan sekilas kemarin, adalah salah satu kerugian samsara yang terburuk. Ada banyak bait yang bisa kita lafal berkaitan dengan kerugian ini, tapi hal tersebut akan memakan banyak waktu. Kita hanya akan menyebutkan satu yaitu dari Parchin Dupa-nya Ashvagosha. Dalam bagian ini, Ashvagosha menyebutkan bahwa kita memperoleh objek-objek yang menggairahkan, kita menggunakannya setiap hari. Kita mengumpulkan mereka namun kita tidak pernah merasa puas. Kita selalu ingin lebih dan lebih dan tidak ada penyakit yang lebih parah daripada kurangnya ketidakpuasan. Ketika kita menginginkan sesuatu, untuk memuaskan nafsu keinginan kita, kita mencari barang­ barang yang indah, kita meraihnya, kita menggunakannya dan semua ini dilakukan dengan tujuan untuk memuaskan nafsu kita, yang tentu saja tidak mungkin. Nafsu keinginan dari hakikatnya yang paling dasar tidak akan pernah bisa terpuaskan, dan itulah mengapa dikatakan dia adalah penyakit terparah yang bisa dibayangkan.

Kapankah dia akan terpuaskan? Kapan kita pada akhirnya akan pernah merasakan kepuasan penuh, kepuasan yang pasti? Baiklah, hal tersebut akan terjadi saat kita benar-benar telah menghilangkan semua nafsu keinginan, semua kemelekatan.

Jadi kita harus jelas tentang kata ‘nafsu keinginan’ ini. Namun demikian, ada nafsu keinginan yang mana nafsu keinginan yang kita maksud di sini adalah salah satu klesha akar, faktor mental pengganggu utama nafsu keinginan atau kemelekatan jika Anda suka. Namun tidak semua nafsu keinginan adalah klesha. Misalnya, nafsu keinginan untuk kebahagiaan orang lain, nafsu keinginan untuk berakhirnya penderitaan orang lain dan sebagainya, semuanya tentu saja merupakan kualitas yang positif. Mereka adalah kebajikan dan tidak ada kaitannya dengan klesha. Jika Anda tidak bisa merenungkan hal ini dengan sangat rinci, paling tidak akan sangat baik untuk melihat apa yang dikatakan oleh Je Rinpoche dalam Dasar-Dasar Semua Kebajikan. Dalam karya ini, Beliau mengatakan bahwa menggunakan mereka menyebabkan ketidakpuasan dan merupakan pintu menuju semua penderitaan. Hal tersebut cukup jika Anda benar-benar memikirkan kata-kata tersebut. Hal tersebut akan menjadi dasar yang baik bagi perenungan pada kerugian samsara yang kedua yaitu ketidakpuasan, ketidakpuasan yang tiada akhir.

Untuk merenungkan kerugian ketidakpastian, kita dapat hanya dengan melihat pada baris-baris yang terdapat di dalam Dasar-Dasar Semua Kebajikan mengikuti apa yang baru disebutkan sebelumnya, yang berarti samsara tidak dapat diandalkan, tidak berharga bagi kepercayaan kita.

Jadi apa yang tidak pernah memberikan kepuasan ketika anda menggunakannya? Apakah pintu menuju semua penderitaan? Apa yang sepenuhnya tidak dapat diandalkan atau tidak dapat dipercayai? Semua ini merujuk pada segala sesuatu yang baik di dalam samsara, hal-hal yang baik di dalam samsara. Dalam dua baris ini Je Rinpoche telah memaparkan inti terdalam dari keberadaan samsara dengan merujuk pada kerugian ketidakpastian dan ketidakpuasan dan sebagainya.

 

  • Kekurangan karena harus meninggalkan tubuh kita berulang kali

Kekurangan selanjutnya dari samsara adalah keharusan meninggalkan tubuh kita berulang kali . Ini tentu saja apa yang terjadi di dalam samsara – kita berputar dan berputar, kita lahir kemudian kita mati, kita lahir lagi dan kemudian mati lagi. Dan setiap saat kita dilahirkan, kita harus mati. Tentu saja, meninggal bukan sesuatu yang menyenangkan, sangat menyakitkan, dan kita tidak hanya mengalaminya sekali saja namun berkali-kali dan terus-menerus di dalam samsara. Ini adalah apa yang dimaksud dengan kekurangan yang ketiga. Ini adalah keharusan yang harus Anda alami proses menyakitkan mati terus­menerus selama kita berdiam di dalam samsara. Ketika kita harus menyerahkan tubuh kita, dengan kata lain, ketika kita meninggal, lihat itu, apa rasanya? Itu adalah pengalaman yang sangat menakutkan.

Apa yang membuat meninggal begitu menakutkan adalah sekali lagi karena kemelekatan. Dia adalah kemelekatan terhadap diri sendiri, khususnya kemelekatan terhadap badan jasmani kita. Hal tersebut juga karena kita dibingungkan dengan badan jasmani sebagai diri kita sendiri , kita, apakah diri kita, ketika kita melihat bahwa kita harus menyerahkan tubuh kita, kita memiliki kesan bahwa kita akan menghilang, lenyap dan hal tersebut sangat menakutkan bagi kita. Kita memiliki kesan seakan tubuh kita milik kita, namun kenyataannya kita akan lenyap dan itu menjadi sebab ketakutan luar biasa bagi kita.

 

  • Kekurangan karena harus dilahirkan terus-menerus

Kita tidak hanya harus meninggalkan tubuh kita berulang kali namun implikasi dari ini adalah kita juga harus dilahirkan berulang kali. Dilahirkan juga bukan merupakan hal yang menyenangkan. Kita telah lihat kemarin secara ringkas apa yang terjadi adalah kesinambungan batin kita yang memasuki bahan yang sangat kecil, yang merupakan gabungan antara sel sperma dan sel telur. Ini dijelaskan dalam sutra yang dimohon oleh Ananda. Kita memiliki kesan bahwa ketika kita memasuki bahan rapuh yang sangat kecil ini, kita seperti dilempar ke dalam air panas mendidih dan tentu saja hal tersebut sangat menyakitkan. Sekali lagi, hal tersebut bukanlah sesuatu yang kita rasakan sekali atau dua kali tapi kita mengalami ini lagi dan lagi, setiap saat kita terlahir kembali di dalam samsara.

Jangan lupa bahwa kesadaran batin yang masuk ke dalam kombinasi sel sperma dan sel telur saat pembuahan lengkap, tentu saja dalam artian terdapat batin utama dan lima faktor mental yang selalu hadir yang menemaninya. Oleh karena itu, hal tersebut meliputi kontak dan perasaan, dan terutama saat pembuahan kesadaran yang ada bertautan dengan bentuk fisik yang sangat halus, jauh lebih halus daripada kombinasi sel sperma dan telur, jadi ketika arus batin pindah dari pertautannya dengan bentuk fisik yang sangat, sangat, sangat halus menjadi sesuatu yang jauh lebih kasar, meskipun itu kecil, hal tersebut seperti sebuah kejutan. Dengan cara inilah kita dapat memahami lebih baik bahwa proses pembuahan sangat menyakitkan. Ada perasaan, ada kontak, dan itu bukanlah perasaan yang menyenangkan. Ini adalah sesuatu yang anda mengerti meskipun para ahli biologi dan sebagainya yang mengamati proses pembuahan ini belum tentu selalu waspada akan aspek ini.

 

  • Kekurangan karena status yang terus berubah

Ini adalah sesuatu yang kita harus alami terus-menerus selama kita berputar di dalam samsara. Sekali kita dilahirkan, sekali kita dilahirkan dengan cara demikian, jika status kita setidaknya stabil maka hal tersebut tidak akan terlalu buruk. Jika kita menemukan diri kita sendiri dalam posisi yang bagus, dan hal tersebut berlangsung beberapa waktu maka hal tersebut tidak akan terlalu buruk. Namun sekali lagi, seperti yang telah dijelaskan pada poin selanjutnya ini bukanlah kasus yang terjadi karena kita akan terus-menerus mengalami perubahan status kadang-kadang posisi kita baik, kadang menurun dan kita menemukan diri kita sendiri dalam posisi yang buruk. Perubahan ini akan terjadi sepanjang waktu.

 

  • Kekurangan karena tidak memiliki teman

Jadi bahkan jika kita harus mengalami masalah dan kesengsaraan karena harus selalu melihat posisi kita yang berubah, dari yang meningkat kemudian menurun terus-menerus, tapi jika kita setidaknya memiliki beberapa teman yang baik yang benar-benar bisa kita perhitungkan, yang bisa dipercaya dan diandalkan, maka hal di atas tidak akan terlalu buruk. Kita mungkin sanggup bertahan dengan situasi tersebut dengan lebih mudah. Namun sekali lagi bukan demikian ceritanya. Karena dalam samsara hampir tidak mungkin untuk menemukan satu pun teman yang sejati, seseorang yang tidak akan pernah mengecewakan kita.

Saya telah menjelaskan kemarin tentang singkatnya hubungan kita, orang yang merupakan teman kita hari ini mungkin akan menjadi musuh kita besok dan sebaliknya. Namun, jika kita kebetulan, memiliki cukup kebajikan untuk memiliki teman yang sejati, seseorang yang bisa kita perhitungkan pada semua keadaan, pada akhimya, suatu hari nanti kita tidak akan bisa mengandalkan orang tersebut karena pada hari kita meninggal, kita tidak akan sanggup membawa teman kita bersama dengan kita.

Transkrip Pembabaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche di Dharma Center Kadam Tashi Choe Ling, Malaysia pada 2005

Mencapai Pembebasan Samsara