Berita

Online Public Talk Guru Dagpo Rinpoche: Meditasi Tinjauan Menyeluruh (Shargom Lamrim)

Ditulis oleh Kevin & Shierlen Octavia

Pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche, 21-22 Mei 2022

Menjelang akhir Mei ini, Guru Dagpo Rinpoche kembali memberikan pengajaran Dharma atas permohonan Kadam Tcheuling Avignon Institute. Sesi pengajaran selama dua hari ini membahas salah satu teks singkat yang berjudul Meditasi Tinjauan Menyeluruh (Shargom Lamrim) yang ditulis oleh Dorjechang Losang Jinpa. Teks ini mencakup keseluruhan Empat Bab Utama yang ada dalam Lamrim.

Pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche

Sabtu, 21 Mei 2022

Guru Dagpo Rinpoche membuka pengajaran pada sesi pertama dengan mengajak kita merenungkan betapa berharganya kesempatan untuk berkumpul bersama dalam rangka mempelajari, merenungkan, dan memeditasikan ajaran Mahayana. Kondisi seperti ini sesungguhnya amat langka karena terlepas dari banyaknya manusia di dunia ini, hanya sedikit yang bisa bertemu dengan ajaran Buddha. Meskipun saat ini kita mungkin belum bisa mempraktikkan Dharma dengan benar, jika kita sudah bisa membayangkan dan beraspirasi, maka hal ini pun sudah merupakan hal yang luar biasa. 

Lebih lanjut, Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa kita harus membangkitkan aspirasi untuk bisa mempraktikkan baik ajaran Sutra maupun Tantra agar bisa mengakhiri penderitaan samsara secepat-cepatnya dan mencapai Kebuddhaan lengkap sempurna dengan secepat-cepatnya pula. Oleh karena itu, kita tidak seharusnya menyia-nyiakan kondisi saat ini dengan kemalasan. Kita harus memanfaatkan kondisi ini untuk menaklukkan batin kita, mengatasi ketidakbajikan hingga sekecil-kecilnya dan memunculkan jejak karma positif supaya batin yang bajik bisa berkembang. Kita juga harus beraspirasi mencapai Kebuddhaan lengkap sempurna karena hanya Buddhalah yang bisa menyesuaikan pengajaran Dharma dengan keselarasan batin, kecenderungan, dan kapasitas batin masing-masing pendengar. 

Di antara berbagai teks Dharma yang dapat membantu baik para praktisi awal, menengah, maupun akhir, ada sebuah teks bernama Shargom Lamrim (Meditasi Tinjauan Menyeluruh), yang ditulis oleh Dorjechang Losang Jinpa yang isinya relatif cukup singkat dan mudah untuk dihafal. 

Sebelum Guru Dagpo Rinpoche melanjutkan transmisi lisan dari teks Shargom Lamrim, Beliau kembali mengingatkan kita untuk membangkitkan motivasi yang tepat, yaitu membangkitkan sikap batin Mahayana. Sikap ini penting untuk dibangkitkan agar kita bisa mendengarkan ajaran dengan baik. Para peserta lalu dipandu oleh Guru Dagpo Rinpoche untuk membayangkan senyata mungkin bahwa masing-masing dari diri kita dikelilingi oleh mereka yang menderita. Pikirkan juga bahwa saat ini, kita telah diberkahi oleh kelahiran manusia yang berharga sehingga memiliki kesempatan luar biasa untuk bisa menolong semua makhluk. 

Di samping itu, kita juga membangkitkan pikiran semoga semua makhluk bisa terbebas dari sebab-sebab penderitaan dan bisa mendapatkan sebab-sebab kebahagiaan yang diinginkan. Dengan sikap ini, kita menghadirkan semua makhluk tanpa pilih kasih demi bisa membangkitkan sikap batin yang damai dan penuh cinta kasih ketika mendengarkan transmisi lisan. 

Guru Dagpo Rinpoche lalu kembali melanjutkan sesi pengajaran dengan memberikan transmisi lisan teks Shargom Lamrim. Untuk bisa menerima ajaran ini, Guru Dagpo Rinpoche berpesan bahwa kita harus bisa memandang teks singkat ini sebagai keseluruhan Lamrim itu sendiri. Kita juga bisa menghafalkannya karena kata-katanya ringkas dan bisa direnungkan setiap hari. Jika teks singkat lain masih membutuhkan pemahaman yang mendalam dan penjelasan lanjutan untuk bisa direnungkan dengan baik, teks Shargom Lamrim mengandung kata-kata yang dapat dipahami sesuai dengan yang tercantum dan juga dapat langsung dipraktikkan. 

Guru Dagpo Rinpoche kemudian menjelaskan bait-bait pada Shargom Lamrim. Yang pertama yakni mengenai sifat dasar Guru yang merupakan semua Buddha, semua Dharma, dan pemimpin seluruh Sangha mulia. Kepada sosok tersebutlah kita memohon perlindungan. Bait kedua berisi permohonan yang dapat kita ajukan kepada sosok Guru dan Triratna, yaitu agar batin kita selaras dengan ajaran sehingga ajaran bisa menjadi jalan spiritual dalam diri kita dan kita tidak menemui halangan dalam jalan. Kita juga memohon agar ajaran dalam diri dapat menyuburkan kebijaksanaan kita. Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa permohonan ini layaknya Enam Praktik Pendahuluan atau sesi Guru Yoga. 

Sementara itu bait ketiga dari teks ini merangkum praktik bertumpu kepada Guru spiritual. Dalam menekankan mengenai pentingnya praktik ini, Guru Dagpo Rinpoche memberikan contoh mengenai teladan seorang guru bernapa Gampopa atau yang juga dikenal sebagai Sönam Rinchen dan keyakinan Beliau yang kuat terhadap gurunya, Jetsun Milarepa. Guru Dagpo Rinpoche juga menekankan bahwa ketika kita mendengarkan kisah mengenai guru dan murid, itu adalah sebuah berkah. Melalui teladan-teladan dalam kisah tersebut, kita berdoa agar kita bisa bertumpu pada guru spiritual dengan batin murni, melihat hanya kebaikan mereka, dan mempraktikkan semua instruksi yang diberikan.

Sesudah keyakinan kepada Guru spiritual tumbuh dalam diri kita, kita merenungkan kelahiran sebagai manusia berikut potensi besar yang terkandung di dalamnya sekaligus betapa rapuhnya kelahiran ini. Setelah merenungkannya, kita merenungkan betapa luar biasa dalamnya karma, sebab yang terhalus sekalipun pasti akan membuahkan akibat yang tak terhingga. Kalau kita bisa memahami cara kerja karma, maka akan timbul keyakinan sehingga kita pasti akan menghindari ketidakbajikan sekecil apapun dan membangkitkan kebajikan sebesar mungkin. 

Saat ini, kita telah menimbun banyak karma buruk yang membuat kita memiliki risiko besar jatuh ke alam rendah. Menyadari risiko dan penderitaannya, kita berupaya mencari perlindungan kepada Triratna. Hal ini karena kita mengetahui bahwa hanya Triratna yang bisa melindungi kita dari risiko tersebut. Ketika membangkitkan perlindungan, kita bisa membayangkan diri kita ibarat seorang narapidana besar yang tengah menghadapi ancaman hukuman mati karena kejahatannya sendiri. Ada rasa takut yang besar hingga kita mencari perlindungan kepada sosok yang mampu melindungi kita. Dari sinilah, kita sadar bahwa sosok pelindung kita adalah Triratna dan Guru spiritual, dan oleh karena itu, kita menaruh keyakinan sepenuh-penuhnya kepada mereka. Setelah memahami semuanya, kita memohon berkah kepada Triratna dan Guru spiritual agar diri kita bisa menolak ketidakbajikan dan mempraktikkan kebajikan sesuai dengan Dharma. 

Guru Dagpo Rinpoche menutup sesi pengajaran hari pertama dengan dedikasi agar semua ajaran Buddha dapat tersebar luas dan bertahan selama-lamanya. Dedikasi juga dipanjatkan agar semua makhluk bisa memperoleh kebahagiaan dan bisa menjalin kasih sayang satu sama lain. Terakhir, Guru Dagpo Rinpoche juga mengajak kita untuk melakukan dedikasi agar bisa cepat mencapai realisasi Kebuddhaan yang lengkap sempurna.

Minggu, 22 Mei 2022

Para peserta dari Kadam Tcheuling Avignon Institute

Pada hari kedua pengajaran, Guru Dagpo Rinpoche membuka sesi dengan mengajak kita untuk merenungkan tentang kondisi luar biasa yang telah kita dapatkan saat ini. Kondisi yang dimaksud adalah kita bisa terlahir kembali sebagai manusia, bertemu Buddhadharma, dan berkesempatan untuk mengikuti sesi ini. Kesempatan ini bisa kita raih karena kita telah bertemu dengan Guru spiritual pada kehidupan lampau, mendapatkan ajaran, dan melaksanakan ajaran tersebut. Sebagai hasilnya, kita kembali memiliki kesempatan untuk bertemu kembali dengan ajaran. Kita harus menyadari bahwa ini merupakan doa dari kehidupan lampau yang terkabul.

Guru Dagpo Rinpoche juga mengajak kita untuk merenungkan seberapa langka kesempatan yang telah kita dapatkan saat ini. Kita tahu bahwa jumlah makhluk yang berada di samsara ini ada tak terhingga banyaknya. Dari jumlah tersebut, ada berapa banyak makhluk yang memiliki kesempatan untuk bertemu dengan ajaran Buddha yang murni dan menyatukan teori dengan praktiknya? Jumlahnya sangat sedikit sekali. Oleh karena itu, kita harus mampu menarik esensi dari kemuliaan terlahir sebagai manusia dengan kebebasan dan keberuntungan. Cara menarik esensi yang sesungguhnya ini berkaitan dengan diri kita dan semua makhluk. Kita harus menyadari bahwa diri kita dan semua makhluk tidak ingin menderita. Oleh karena itu, kita harus menghindari sebab-sebab penderitaan dan menerapkan metode untuk mencapai kebahagiaan

Untuk mencapai tujuan yang sudah kita terapkan, kita harus tahu bahwa kebahagiaan bersumber dari sebab-sebab yang bajik sedangkan penderitaan datang dari sebab-sebab yang tidak bajik. Dengan demikian, penting sekali bagi batin kita sendiri untuk bisa mengenali sebab-sebab tersebut dengan tepat. Kita juga harus bisa mengenali kondisi batin kita sendiri, yaitu dengan mengetahui jenis-jenis batin apa yang sedang muncul. Kita harus mengenali jenis batin mana yang memberikan manfaat (batin bajik) dan merugikan kita (batin tidak bajik). Jangan menganggap remeh hal ini karena tidak banyak orang di dunia ini, bahkan para dewa di alam yang tinggi sekalipun, yang benar-benar memahami batin mereka masing-masing. Mereka tidak mengetahui metode yang tepat untuk mengenali sebab-sebab penderitaan dan kebahagiaan. Hanya Buddha yang mampu mengenalinya dengan tepat. Kemampuan tersebut berkaitan dengan pemahaman akan karma dan akibatnya

Terkait pemahaman tersebut, kita perlu bertumpu pada metode yang tepat. Oleh sebab itu, Buddha menyesuaikan ajaran-Nya sesuai dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing makhluk yang tak terhingga banyaknya selama periode 45 tahun pembabaran Dharma di berbagai tempat. Ajaran ini kemudian menyebar luas di Tibet. Mengingat jumlahnya yang sangat banyak, ajaran tersebut dirangkum oleh Guru Atisha menjadi ajaran yang kini dikenal dengan Tahapan Jalan Menuju Pencerahan (Lamrim). Ajaran ini ditujukan untuk praktisi tingkat awal, menengah, dan mahir, merangkum keseluruhan ajaran Buddha tanpa terkecuali. dan mencakup keseluruhan ajaran Sakya, Nyingma, dan Kagyu di Tibet. Ajaran ini begitu luar biasa dan diakui oleh guru-guru agung, termasuk Je Tsongkhapa.

Ada empat bab utama yang menyusun Lamrim. Shargom Lamrim yang dibahas dalam sesi pengajaran ini juga mencakup keseluruhan empat bab utama tersebut. Guru Dagpo Rinpoche mengingatkan kita untuk mendengarkan ajaran ini dengan kerangka berpikir yang bajik dan harus bisa mengaitkan ajaran dengan batin kita sendiri dalam aktivitas sehari-hari. Bila batin kita tidak sesuai dengan apa yang sedang dijelaskan, berarti ada kekeliruan dalam batin kita sehingga kita harus mencari cara untuk mengatasinya. Bila sudah selaras, berarti ini adalah sesuatu yang sangat baik sekali. 

Kembali melanjutkan pembahasan mengenai bait-bait Shargom Lamrim pada hari sebelumnya, Guru Dagpo Rinpoche kembali mengulang beberapa penjelasan pada bait awal hingga bait yang membahas tentang motivasi awal. Kemudian, penjelasan dilanjutkan dengan bait mengenai motivasi menengah.

Motivasi Menengah

Hasil dari praktik motivasi awal adalah kelahiran sebagai manusia atau dewa yang merupakan awal dari praktik motivasi menengah. Namun, kita harus menyadari bahwa pada kondisi ini, kita masih belum menuntaskan semua klesha kita sehingga kita masih akan tetap mengumpulkan karma-karma pelempar untuk terlahir kembali di alam rendah. Batin kita masih belum bisa dikendalikan sepenuhnya sehingga kita masih harus mengalami penderitaan tiada akhir di samsara. Ada tiga jenis penderitaan, yakni dukkha-dukkha, viparinama-dukkha, dan sankhara-dukkha. 

Motivasi Agung

Tidak cukup bagi kita hanya berpikir tentang pembebasan pribadi karena masih banyak makhluk-makhluk lain dari enam alam samsara yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Makhluk-makhluk tersebut sebelumnya pasti pernah terlahir sebagai ayah dan ibu kita. Oleh karena itu, kita harus membangkitkan bodhicitta dan mempraktikkan Paramita beserta keseluruhan praktik lainnya. 

Vajrayana

Pada tahapan ini, praktisi yang telah melatih dirinya pada Tahapan Jalan Menuju Pencerahan untuk Ketiga Jenis Praktisi akan menerima Abhiseka. Jika belum, akan sangat sulit bagi praktisi tersebut untuk memasuki Vajrayana mantra rahasia dan menerima Abhiseka yang sesungguhnya. Selain itu, kita juga harus memahami kitab-kitab Sutra dan Tantra dengan baik. Ajaran Buddha harus dipraktikkan sesuai dengan urutannya dan kita beraspirasi untuk mempraktikkannya secara bertahap. 

Terakhir, Guru Dagpo Rinpoche juga memberikan nasihat kepada kita untuk mengeluarkan upaya sebesar-besarnya dalam mempelajari dan mempraktikkan semua ajaran yang telah diberikan. Teks ini sangat luar biasa karena mencakup keseluruhan ajaran Lamrim di dalamnya. 

Pengajaran dua hari ini ditutup dengan dedikasi agar ajaran Buddha tersebar luas dan bertahan selama-lamanya. Semoga semua Guru spiritual yang mengajarkan Dharma berumur panjang dan aktivitasnya tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Semoga aktivitas para praktisi monastik juga meningkat pesat. Semoga semua makhluk mendapatkan kebahagiaan dan terjalin kasih sayang antar sesama. Semoga pandemi juga bisa segera berakhir. Terakhir, dedikasi juga ditujukan bagi makhluk yang belum mencapai realisasi agar bisa segera mencapainya dan bagi makhluk yang sudah mencapai realisasi agar segera mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *