Kriteria Murid
Saya telah memaparkan kualitas-kualitas yang harus dimiliki oleh guru spiritual sebenarnya, namun jangan bayangkan bahwa hanya sang guru yang harus berkualitas. Agar hubungan guru-murid bermanfaat, maka juga dibutuhkan murid-murid yang memenuhi persyaratan tertentu. Bukan berarti hanya sang guru yang wajib memenuhi persyaratan dan peraturan, sementara sang murid dapat melakukan apapun dan menjadi apapun. Keadaan demikian tentu tidak adil. Keduanya harus mengikuti formula tertentu.
Apakah kualitas-kualitas yang harus dimiliki oleh seorang murid?
1 Jujur
Pertama, tidak memihak atau jujur dalam pertimbangannya. Anda tidak boleh memegang pendapat Anda hanya semata-mata karena pandangan tersebut milik Anda. Dengan kata lain, sang murid harus objektif dan tidak menolak cara pandang yang lain karena kemelekatan akan pandangannya sendiri.
Jika sang murid sudah memiliki banyak pandangan dan memihak pada pendapatnya sendiri, maka dia seperti cangkir yang sudah penuh. Anda tidak dapat menambahkan apapun lagi. Sesungguhnya harus terdapat ruang kosong bagi sang guru untuk mengisi. Jika cangkirnya sudah penuh, tak peduli seberapa banyak air yang coba dituang oleh sang guru ke dalamnya, maka tak setetes pun yang bisa masuk.
2. Tertarik pada Dharma
Seorang murid seharusnya memiliki ketertarikan atau aspirasi yang kuat. Hal ini merujuk pada harapan sepenuh hati untuk mendengarkan dharma. Kebanyakan peserta di sini memenuhi persyaratan tersebut; jika tidak, Anda tidak mungkin berada di sini.
3. Cerdas
Seorang murid harus memiliki kemampuan tertentu untuk memahami ajaran. Dia seharusnya memiliki kecerdasan yang cukup untuk memahami apa yang dikatakan oleh guru. Jika tidak, maka murid juga tidak akan mendapatkan manfaat apapun dari ajaran tersebut.
4. Mendengar Dharma dengan Baik
Murid harus mendengarkan dharma dengan baik. Artinya berkonsentrasi, tidak teralihkan, tidak mendengarkan dengan satu telinga sementara bagian pikiran yang lain memikirkan sesuatu yang lain sambil memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh orang lain dengan sesuatu di tangan Anda. Sikap demikian menandakan perhatian yang lemah, sebuah batin yang tidak sepenuhnya diarahkan pada apa yang sedang dibahas. Perhatian merupakan kualitas yang sangat penting untuk dimiliki dan sangat sulit untuk diraih. Jika Anda tidak memilikinya, Anda seperti cangkir terbalik. Tak peduli seberapa banyak air yang dituangkan ke dalamnya, tak setetes pun yang akan masuk.
Masalah lain yang bisa terjadi adalah kecenderungan untuk terlelap ketika menghadiri sebuah pengajaran. Tentu saja Anda tidak dapat tidur dan mendengar pada waktu yang bersamaan! Mendengar dengan benar dengan perhatian terpusat tidaklah mudah. Dibutuhkan usaha dan konsentrasi yang besar, dan sepenuhnya memusatkan perhatian Anda pada apa yang sedang disampaikan.
Nasihat berikutnya adalah Anda seharusnya mendengarkan dharma dengan kelima jenis kesadaran, yakni kesadaran penglihatan, pendengaran, mental, dan seterusnya. Bukan berarti Anda bisa mendengar dengan hidung atau mata.Maksudnya adalah ketika Anda mendengar, bagian yang paling berfungsi adalah kesadaran mental dan kesadaran pendengaran.Jenis kesadaran lainnya, yaitu penciuman, pengecapan, sentuhan, dan sebagainya, seharusnya ditahan; mereka tidak seharusnya benar-benar berfungsi. Dengan kata lain, jika misalnya Anda membiarkan kesadaran penciuman berfungsi sehingga Anda membiarkan diri Anda mencium dan berpikir tentang ciuman tersebut, maka beberapa bagian dari batin Anda telah lari dari topik.
Contoh lain, ketika mendengar mata Anda mungkin melihat ke bawah, yang artinya apa yang sedang dilihat mata Anda mungkin karpet di depan Anda, namun persepsi atau kesadaran visual harus tetap santai. Mata Anda mungkin sedang melihat karpet, namun Anda tidak boleh memikirkannya.Sebaliknya, Anda harus memperhatikan apa yang sedang dikatakan. Jika Anda malah mulai berpikir mengenai karpet tersebut dan berkata pada diri sendiri misalnya, “Oh! karpet ini sudah sobek,” atau “Karpet ini indah sekali”, itu artinya Anda sudah tidak lagi memperhatikan apa yang sedang dikatakan, yang berartiperhatian Anda sudah teralihkan.
Transkrip Pembabaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche di Bandung, Indonesia pada Desember 2015
Transkrip selengkapnya terdapat dalam buku “Bertumpu pada Guru Spiritual Jld. 1”