Memanfaatkan Kelahiran Manusia Sebaik Mungkin
Pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche, 20-21 November 2021
Tanggal 20-21 November 2021, Guru Dagpo Rinpoche kembali memberikan pengajaran Dharma berdasarkan Lamrim Jalan Cepat (Nyurlam) yang digubah oleh Panchen Losang Yeshe (Panchen Lama II). Sesi dua hari yang diselenggarakan secara virtual melalui Zoom kali ini melanjutkan topik bahasan mengenai praktik yang dapat kita lakukan di antara sesi-sesi meditasi.
Hari Pertama
Pada tanggal 20 November 2021, Guru Dagpo Rinpoche membuka sesi dengan mengajak para peserta membangkitkan motivasi bajik dengan merenungkan kondisi kelahiran kita saat ini. Kondisi kita ini sungguh menguntungkan, tetapi begitu sulit untuk diperoleh. Jika kita tidak bisa memanfaatkannya dengan baik dan malah membuat sebab kelahiran di alam rendah pada kehidupan berikutnya, bagaimana kita bisa berusaha melepaskan diri dari kondisi tersebut nanti? Meskipun kita mungkin terlahir di neraka yang memiliki waktu kehidupan paling singkat, batin kita akan secara konsisten diliputi oleh kemarahan. Batin yang demikian membuat kita kesulitan untuk bahkan mengembangkan satu pikiran bajik.
Kita juga harus mengingat bahwa yang memisahkan kita dengan alam tersebut hanyalah satu tarikan napas. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan sisa waktu yang masih kita miliki di dunia, kita harus berupaya untuk membangkitkan bodhicitta dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya kebajikan. Guru Dagpo Rinpoche juga mengingatkan kita untuk berupaya menjadikan kehidupan kita bermakna, minimal dengan merealisasikan satu topik Lamrim.
Memasuki topik mengenai hal yang harus dilakukan di antara sesi-sesi meditasi, Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa kita harus membaca kitab dan kisah tentang cara bertumpu kepada guru, misalnya mengenai cara Naropa bertumpu pada Tilopa, cara Marpa bertumpu pada Naropa, atau cara Dromtonpa bertumpu kepada Lama Setsun dan Guru Atisha.
Di samping itu, kita juga diinstruksikan untuk berupaya menjaga praktik bahkan ketika kita sedang makan, mandi, maupun tidur. Dengan menjaga sati dan sampajanna (ingatan dan kewaspadaan), kita berupaya untuk senantiasa menjaga indra-indra kita. Sebagai contoh, jika kita ingin menjaga pintu indra penglihatan, Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa kita berupaya untuk menjaga batin kita agar tidak bergerak menuju objek klesha yang kita lihat dan tetap mempertahankan fokus dalam latihan kita.
Di saat tidur, kita juga semestinya berupaya untuk membangkitkan pikiran bajik sebelum tidur dan menjaga waktu tidur kita. Ketika berjalan, kita berusaha untuk membayangkan bahwa kita tengah melakukan pradaksina mengelilingi lambang Triratna. Ketika makan dan minum, kita menganggap hal yang kita konsumsi sebagai persembahan bagi Triratna dan semua makhluk. Sementara itu, ketika mandi, kita bisa membayangkan bahwa Buddha dan para dewa tengah memurnikan kita dari kesalahan dan penghalang yang kita miliki.
Hari Kedua
Pada tanggal 21 November, Guru Dagpo Rinpoche melanjutkan transmisi dan penjelasan mengenai cara memurnikan batin secara bertahap yang harus kita lakukan setelah bertumpu kepada guru spiritual. Topik ini menjelaskan mengenai keharusan yang mendesak bagi kita untuk menarik makna dari kehidupan manusia yang berharga. Hal yang bisa kita lakukan dalam menarik esensi tersebut terdiri dari dua poin, yaitu perenungan akan nilai besar kelahiran sebagai manusia yang diberkahi dengan kondisi menguntungkan dan kesempatan serta perenungan akan kelangkaan kelahiran sebagai manusia yang diberkahi dengan kondisi menguntungkan dan kesempatan.
Pada sesi pengajaran kali ini, Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan kebebasan dan keberuntungan dalam kelahiran kita sebagai manusia. Ada kebebasan dari empat kondisi tidak menguntungkan berkaitan dengan manusia dan empat kondisi tidak menguntungkan berkaitan dengan bukan manusia. Di samping itu, ada pula 10 keberuntungan yang terdiri atas lima kesempatan batin dan lima kesempatan luar yang kita miliki dalam kehidupan saat ini.
Sebagai tambahan, dalam Lamrim Jalan Cepat juga dijelaskan mengenai kondisi tambahan yang semakin memperkuat faktor yang dibutuhkan untuk mempraktikkan Dharma dalam kehidupan ini yaitu:
- hanya memiliki sedikit kesehatan yang buruk;
- memiliki kondisi-kondisi yang harmonis;
- memiliki banyak kebijaksanaan dari studi dan perenungan;
- tidak terpengaruh oleh guru-guru tak bajik dan teman-teman yang buruk;
- bergaul dengan guru-guru yang bajik;
- terlibat dalam praktik dan mengetahui esensi praktik;
- memahami ajaran Buddha sebagai instruksi pribadi;
- memiliki tempat tinggal yang nyaman lengkap dengan segala kebutuhan untuk mempraktikkan Dharma.
Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa jika kita renungkan, kita sebenarnya telah memiliki kondisi-kondisi tersebut sehingga kehidupan kita memiliki nilai besar. Oleh karena itu, berapa pun usia kita saat ini, kita tidak boleh berputus asa dalam memanfaatkan waktu kita untuk selalu belajar, merenung, dan bermeditasi.
Sesi pengajaran Dharma kemudian ditutup dengan ajakan kepada peserta untuk bersama-sama mendedikasikan kebajikan demi tercapainya Kebuddhaan yang lengkap sempurna. Melalui pengajaran Dharma ini, semoga kita semua senantiasa memperoleh kebajikan seluas-luasnya demi menolong semua makhluk.
Leave a Reply