Membangkitkan Batin Pencerahan
Diliput oleh Shierlen Octavia
Pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche, 19-20 November 2022
Guru Dagpo Rinpoche kembali melanjutkan transmisi dan penjelasan Lamrim Jalan Cepat (Nyurlam), yang kini telah sampai pada bagian praktik bagi praktisi dengan motivasi agung. Dalam kesempatan bajik ini, Sang Ayahanda Laksana Mentari secara khusus menjelaskan mengenai batin pencerahan.
Sabtu, 19 November 2022
Seperti biasa, Guru Dagpo Rinpoche membuka sesi pengajaran dengan memberikan kutipan dari Je Rinpoche dalam Baris-Baris Pengalaman mengenai betapa berharganya kebebasan yang saat ini kita miliki dalam tubuh manusia yang bahkan melebihi permata pengabul harapan. Namun, kehidupan sebagai manusia ini begitu sulit didapat dan mudah binasa. Merujuk pada konsisi kita saat ini, penting bagi kita semua yang telah ada dan mengikuti sesi pengajaran ini untuk menyadari dan mengingat betapa luar biasanya kondisi pendukung yang saat ini kita miliki, baik internal maupun eksternal, sehingga kita bisa mendengarkan Dharma.
Di dunia ini, Guru Dagpo Rinpoche menyebutkan bahwa ada begitu banyak penyakit parah yang beredar, bahkan hadir dalam bentuk epidemi. Ada banyak manusia yang sudah meninggal karena wabah dan sekarang pun masih ada banyak manusia yang menderita penyakit berat. Akan tetapi, kenyataan bahwa saat ini kita masih hidup sehat walafiat seperti ini berkat kebajikan yang telah kita kumpulkan di masa lampau adalah hal yang luar biasa. Kita juga harus mengingat bahwa di samping kebajikan yang kita buat, terdapat pula berkah dari Guru dan Triratna hingga kita bisa berada di kondisi ini. Guru Dagpo Rinpoche juga mengimbau kita untuk merenungkan kondisi ini dan bersuka cita karena kondisi ini bisa berakhir begitu saja, kapan saja. Kondisi ini akan berakhir tidak hanya bagi para pendengar Dharma, tetapi juga bagi mereka yang mengajarkan Dharma.
Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa saat ini kita tidak memiliki kendali atas batin kita sendiri karena kita masih dikuasai oleh karma dan klesha. Dengan memanfaatkan kesempatan ini, kita sesungguhnya bisa membawa kendali tersebut kembali kepada diri kita. Kita bisa menghentikan proses pengumpulan karma buruk karena jika tidak, penderitaan kita akan terus berlanjut tanpa ada kisah akhir. Di samping itu, penderitaan kita juga tidak akan bisa berhenti dengan sendirinya dan untuk itulah kita harus melakukan sesuatu untuk menghentikan karma, klesha, dan penderitaan kita. Untuk menekankan hal ini, Guru Dagpo Rinpoche juga menjelaskan bahwa sesungguhnya kita bisa melepaskan batin kita dari klesha karena kedua hal ini sesungguhnya adalah dua hal yang terpisah dari batin kita. Batin dan klesha tidak bisa selamanya menyatu. Pertanyaannya adalah kapan dan bagaimana kita bisa mengatasi klesha? Guru Dagpo Rinpoche menjawab bahwa kita bisa mengatasi klesha pada kesempatan pengajaran seperti ini dan setiap orang memegang kesempatan tersebut di tangannya masing-masing. Kemampuan untuk membebaskan batin kita dari klesha adalah kemampuan yang bisa dilakukan semua orang.
Guru Dagpo Rinpoche juga menambahkan bahwa kita memang masih memiliki klesha kemarahan, kemelekatan, kesombongan, iri hati, dll. Akan tetapi, kita harus bisa menyadari sifat dasar batin kita. Batin kita adalah arus kesinambungan yang akan terus berlanjut sementara klesha adalah sesuatu yang tidak terus-menerus hadir dalam batin kita. Misalnya, kita tidak terus memiliki klesha kemarahan selama 24 jam hidup kita. Ada masa-masa ketika batin kita tidak sedang marah, tidak sedang iri hati, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hal ini menjelaskan bahwa batin kita pada dasarnya bukan klesha dan saat ini adalah kesempatan bagi kita untuk membebaskan diri dari klesha. Buddha Sang Begawan juga telah mengajarkan Dharma yang luar biasa yang terdiri dari 84.000 pintu Dharma, diajarkan sesuai dengan kecenderungannya masing-masing. Oleh karena itu, semua orang bisa meraih kontrol atas batin mereka dan membebaskannya dari klesha.
Di samping itu, ada banyak sekali tradisi ajaran di dunia ini. Akan tetapi, kalau kita berbicara mengenai kebaikan dan mengatasi batin dan klesha secara khusus, tak satu pun yang bisa menjelaskan dan menawarkan solusi terkait bagaimana menghentikan klesha kecuali Dharma. Ini adalah pengetahuan yang pelan-pelan disadari oleh orang di dunia, baik oleh non-Buddhis ataupun para ilmuwan. Di antara mereka, ada banyak orang yang ahli dalam ilmu pengetahuan dan dalam ajaran masing-masing. Mereka menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda terkait ajaran Buddhadharma. Selain itu, kini ada banyak orang dari tradisi lain yang mulai mempelajari dan memeditasikan ajaran Buddha. Guru Dagpo Rinpoche menyebutkan bahwa fenomena ini ibarat bangun dari tidur lelap. Banyak orang yang mulai menyadari bahwa Buddha telah menawarkan solusi untuk mengatasi akar penderitaan. Para ilmuwan juga menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan Buddhadharma bisa sejalan.
Saat ini, ke-84.000 pintu Dharma telah dipadatkan dan diringkas menjadi satu dan dikenal sebagai Tahapan Jalan Menuju Pencerahan untuk Ketiga Jenis Praktisi (Lamrim) yang diperkenalkan oleh Guru Atisha di masa lampau. Keberadaan Lamrim ibarat membuka jalan baru bagi banyak makhluk, dalam artian mempermudah para praktisi untuk mempraktikkan Dharma. Praktisi yang tidak memiliki kemampuan tinggi tetap bisa mendapatkan manfaat besar dari mempelajari Lamrim.
Dalam kesempatan yang berharga ini, Guru Dagpo Rinpoche secara khusus mentransmisikan dan juga mengajarkan salah satu teks Lamrim yang berjudul Jalan Cepat Menuju Kematahuan. Secara umum, ada delapan kitab utama Lamrim yang ditekankan oleh Guru Dagpo Rinpoche sebagai penting untuk dipertahankan dalam waktu selama mungkin. Mengapa kita harus bisa mempertahankannya selama-lamanya? Kita tahu bahwa di dunia ini, terdapat begitu banyak latar belakang orang yang berbeda satu dengan lainnya sehingga menghasilkan cara pikir yang berbeda pula. Bagi masing-masing cara pikir, ada kitab yang dianggap lebih mudah dipahami dibanding yang lain. Oleh karena itu, teks Dharma apapun, termasuk teks Lamrim Jalan Cepat, harus kita lestarikan karena hal ini bisa jadi sangat bermanfaat bagi orang dengan cara pikir tertentu. Mengingat betapa berharganya ajaran dan kesempatan untuk mendengarkannya, Guru Dagpo Rinpoche mengingatkan kita untuk memperkuat motivasi kita untuk mengatasi penderitaan dan memberikan kebahagiaan kepada semua makhluk. Tidak ada jalan lain yang bisa memberikan hal tersebut selain pencapaian Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna.
Setelah membimbing para peserta untuk membangkitkan motivasi, Guru Dagpo Rinpoche memberikan transmisi Instruksi Guru yang Berharga pada bagian sepuluh manfaat bodhicitta. Keseluruhan dari sepuluh manfaat ini adalah hal yang sangat luar biasa. Lebih dari itu, bahkan satu poin dari manfaat bodhicitta saja juga sangat luar biasa kalau kita betul-betul merenungkan dan memahaminya. Perenungan terhadap manfaat bodhicitta dianjurkan oleh Rinpoche untuk dilakukan satu persatu selayaknya sedang menyantap makanan. Ketika kita menikmati makanan satu per satu, kita akan lebih bisa merasakan rasa makanan tersebut dibandingkan jika dijejali sekaligus. Oleh karena itu, pertama-tama, kita harus mencoba untuk memahami kata-katanya, kemudian maknanya, dan setelah itu menyelami rasa dari manfaat bodhicitta.
Sangat penting bagi kita untuk menyadari pentingnya membangkitkan bodhicitta dalam batin dan bagaimana bodhicitta bisa melindungi kita dari penghalang dan bahaya yang menyakiti kita. Dengan merenungkan manfaat bodhicitta, kita memahami bahwa meskipun banyak orang melakukan ritual untuk menghalau roh jahat, bodhicitta adalah pelindung utama di dalam batin kita. Ini adalah hal penting yang harus dipraktikkan dalam batin kita. Selain itu, ada banyak pula kisah yang menceritakan mengenai bodhicitta sebagai pelindung sesungguhnya.
Salah satu dari kisah tersebut bisa dibaca di buku Pembebasan di Tangan Kita Jilid 3.
Setelahnya, Guru Dagpo Rinpoche melanjutkan pengajaran dan transmisi Lamrim Jalan Cepat. Pada kesempatan kali ini, Rinpoche memberikan transmisi mengenai tahapan untuk melatih batin untuk praktisi berkapasitas agung. Beliau menekankan mengenai pentingnya pembangkitan kualitas keseimbangan batin terhadap semua makhluk. Hal ini karena walaupun kita membangkitkan cinta kasih dan welas asih, jika kita tidak bisa berlaku seimbang pada semua makhluk, maka hasil dari cinta kasih dan welas asih kita akan timpang dan bias. Ketika mendengar penjelasan ini, Guru Dagpo Rinpoche juga mengajak kita untuk coba merenungkan sedikit kalimat tersebut dalam batin kita tanpa melihat kepada teks Lamrim Jalan Cepat. Ketika memikirkan orang lain dalam batin kita, ada orang tertentu yang padanya kita merasa dekat, tidak merasakan apapun, atau yang kita benci. Intinya, masing-masing orang akan memberikan rasa yang berbeda dalam batin kita. Dengan kata lain, tidak ada kualitas seimbang terhadap semua makhluk. Padahal, semua makhluk pada dasarnya sama dan semuanya juga memiliki kesamaan dalam hal tidak ingin menderita dan sama-sama ingin bahagia.
Keseimbangan batin dapat dilatih mulai dari memohon berkah kepada para guru spiritual sambil membayangkan bahwa cahaya amerta pancawarna mengalir dari tubuh Guru Istadewata di atas mahkota kepala kita yang memasuki tubuh dan batin kita berikut semua makhluk. Jita bayangkan bahwa penghalang realisasi keseimbangan batin tersebut dimurnikan dan kita mampu membangkitkan keseimbangan batin untuk semua makhluk.
Minggu, 20 November 2022
Pada hari kedua pengajaran Dharma, Guru Dagpo Rinpoche kembali mengajak para peserta untuk merenungkan kondisi tubuh manusia yang berharga melalui kutipan dari Guru Shantidewa. Guru Shantidewa menjelaskan bahwa kita harus mengandalkan perahu tubuh manusia yang kita miliki untuk menyeberangi samudera penderitaan samsara. Oleh karena itu, setelah mendapat kelahiran seperti ini, kita seharusnya berhati-hati untuk tidak menyerah pada tidur-tiduran, malas-malasan, dan pengalihan perhatian, dsb.
Guru Dagpo Rinpoche juga menambahkan bahwa terdapat enam alam kehidupan dalam kosmologi Buddhis dan di antara keenamnya, hanya alam manusia dan binatanglah yang tampak di mata kita. Meskipun demikian, kita juga tidak bisa melihat semua binatang yang ada karena jumlah semua makhluk yang tak terhingga banyaknya. Sementara, makhluk yang terlahir sebagai manusia sangatlah sedikit jumlahnya, apalagi yang bisa bertemu dengan Buddhaharma. Hal ini berarti kita yang telah berhasil bertemu dengan ajaran ini memperoleh kesempatan yang sangat langka dan luar biasa. Kesempatan ini harus kita manfaatkan karena tidak berlangsung selama-lamanya. Tentu saja, dalam benak banyak orang, terdapat sebuah harapan untuk bisa hidup panjang umur atau selama-lamanya. Namun, kita semua mengetahui bahwa kehidupan yang seperti ini waktunya terbatas dan akan berakhir dengan sendirinya. Setelah sadar kalau waktu kita terbatas, mumpung kita masih memiliki kesempatan seperti ini, penting bagi kita untuk menarik manfaat sebesar-besarnya.
Guru Dagpo Rinpoche lanjut menjelaskan bahwa kehidupan kita berlalu setiap momen dari satu momen ke momen berikut. Ini adalah kenyataan yang bisa kita pahami kalau kita renungkan. Kalau tidak dipikirkan, kita akan terus merasa bahwa hidup ini kekal tanpa adanya perubahan. Ini adalah pandangan yang keliru.
Kalau kita menyadari bahwa hidup kita berlanjut terus bahkan hingga ke kehidupan demi kehidupan, maka kita harus bisa menarik manfaat sebesar mungkin untuk diri sendiri dan makhluk lain, baik di kehidupan ini dan kehidupan berikutnya. Siapapun makhluk yang ada di dunia ini ingin bahagia dan tidak ingin menderita. Akan tetapi, sering kali yang diincar hanyalah kebahagiaan jangka pendek. Tidak banyak yang menyadari bahwa masih ada kehidupan tak terhingga yang terbentang di depan kita. Jika kita ingin mencapai kebahagiaan yang sejati, dibutuhkan metode untuk mencapainya yang dapat kita peroleh melalui kesempatan baik seperti pengajaran Dharma ini.
Kita butuh sebab untuk mencapai kebahagiaan, mulai dari yang bersifat internal hingga eksternal. Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa di antara berbagai sebab, sebab terpenting adalah sebab internal, yaitu yang merujuk pada batin atau cara pandang kita. Ada orang-orang yang memiliki kondisi eksternal yang sama, tapi memiliki kedewasaan batin yang berbeda. Ada orang yang memiliki banyak hal dalam hal eksternal, tapi batinnya bergejolak. Ada orang yang tidak memiliki banyak hal eksternal, tapi batinnya begitu tenang. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi internal sesorang bisa sangat berbeda tergantung pada cara pikir tiap orang. Tugas terpenting kita semua adalah menaklukkan dan menjinakkan batin kita sendiri, yaitu dengan menyelaraskan cara pikir kita dengan kenyataan yang sesungguhnya. Kalau kita melebih-lebihkan, atau mengurangi-ngurangi, atau berpikir di luar kenyataan, maka kita akan merasa kecewa. Tidak peduli kondisi eksternal apapun yang kita alami, kebahagiaan kita sebenarnya sangat tergantung kepada kondisi internal. Maka dari itu, selama kita bisa menjaga kondisi internal kita, kita tidak akan mengalami penderitaan.
Meskipun demikian, kita harus berani menghadapi kondisi sulit di hadapan kita saat ini. Dalam teks Guru Puja, kita justru berdoa agar semua kondisi buruk berbuah pada diri kita. Mengapa demikian? Hal ini karena kita berlatih untuk mentransformasi kondisi buruk menjadi sebuah jalan untuk mencapai Kebuddhaan. Rinpoche bahkan menambahkan bahwa kalau kita berdoa tidak mendapat kondisi buruk, artinya kita tidak berdoa untuk menapaki jalan Kebuddhaan.
Kondisi apapun yang kita alami sebenarnya bukanlah masalah. Inti persoalan yang sebenarnya ada pada cara pandang kita. Rinpoche mengajak kita untuk merenungkan bahwa di luar sana ada banyak sekali kondisi yang terjadi setiap saat. Di antara kondisi eksternal, ada yang bisa diubah dan ada yang tidak bisa. Namun, lebih banyak kondisi eksternal yang tidak bisa kita ubah. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menjaga batin agar senantiasa berpijak di tempat yang benar tanpa kekeliruan terlepas dari apapun kondisi eksternalnya. Tugas menjaga batin adalah tugas besar yang hanya bisa dilaksanakan oleh diri kita sendiri dan tidak ada orang yang bisa membantu kita melakukannya. Orang lain bisa mendoakan, memberi dorongan dan nasihat, tetapi pada akhirnya, kita sendirilah yang bisa menggugah batin kita sendiri.
Hal ini juga sejalan dengan nasihat atau dalam Buddhadharma yang menjelaskan bahwa: “Kita sendiri haruslah bisa berfungsi sebagai pelindung bagi diri sendiri.” Bagaimana kita bisa berfungsi sebagai pelindung diri sendiri? Rinpoche menjelaskan bahwa untuk mencapainya, tentu saja kita membutuhkan persiapan, yaitu aktivitas belajar, merenung, dan memeditasikan Dharma, khususnya Lamrim.
Setelah pembangkitan motivasi, Guru Dagpo Rinpoche kembali melanjutkan pengajaran Dharma mengenai bodhicitta, yakni pada meditasi keseimbangan batin. Memeditasikan keseimbangan batin adalah hal yang sangat penting sebelum membangkitkan bodhicitta. Kita menjaga batin kita agar tidak mengembangkan kemelekatan dan penolakan, tetapi mengembangkan keseimbangan batin. Keseimbangan batin adalah basis sebelum kita bisa memberi cinta kasih dan welas asih. Kita harus bisa melihat semua makhluk sebagai setara dan sama persis.
Saat ini, kita menganggap bahwa kita menyukai orang-orang terdekat dan menolak orang-orang yang kita benci. Untuk bisa membangkitkan cinta kasih dan welas asih, kita pertama-tama berlatih untuk mengambil objek yang netral karena ini adalah cara yang relatif mudah dalam melatih keseimbangan batin. Jika kita mengambil objek yang kita suka atau tidak kita sukai, maka sulit mengembangkan keseimbangan dalam batin kita. Jika kita sudah berhasil mengembangkan keseimbangan batin kepada objek yang netral, kita berlatih untuk membangkitkan keseimbangan batin kepada orang yang kita sayang. Kita bayangkan bahwa sesungguhnya, orang yang kita sayang dalam kehidupan ini pernah menjadi musuh kita yang juga pernah saling membunuh dengan kita melalui berbagai cara di kehidupan lampau. Oleh karena itu, untuk apa kita melekati orang-orang yang kita sayang?
Saat ini, kita bisa melekat kepada orang-orang terdekat kita karena kemelekatan kita kepada hal-hal menarik di kehidupan sebelumnya. Ketika kita menganggap orang-orang tertentu sangat penting bagi kita, kita sebenarnya tengah menghimpun karma yang akan membuat kita terlahir di samsara. Hal ini bukan berarti kita tidak boleh membangkitkan cinta kasih. Malah kita seharusnya berlatih membangkitkannya. Masalahnya, kita sering kali mencampuradukkan cinta kasih dengan kemelekatan, padahal dua hal ini adalah hal yang berbeda.
Dengan mempelajari Buddhadharma, kita bisa menyadari letak masalah dan perbedaan di antara kedua hal ini. Kita juga belajar bahwa selain kepada orang yang kita kasihi, mempertahankan amarah kepada orang yang tidak kita sukai membuat kita tak punya tempat untuk menumbuhkan dan mengembangkan batin pencerahan dalam batin kita. Rinpoche melanjutkan bahwa sesungguhnya saat ini kita bisa menganggap seseorang sebagai musuh kita karena karma buruk kita sendiri yang menciptakan persepsi bahwa ia adalah musuh. Padahal, orang tersebut bukanlah musuh kita di setiap saat. Begitu pula halnya dengan sahabat kita. Tidak selamanya, orang-orang ini adalah orang yang kita sayangi setiap saat. Oleh karena tidak adanya kepastian mengenai siapa yang akan menjadi sahabat kita atau musuh kita, lantas mengapa kita harus sampai marah pada orang tertentu?
Di samping memberikan penjelasan dalam bab bodhicitta dalam Lamrim Jalan Cepat, Rinpoche juga menginstruksikan kita untuk membaca kata demi kata dalam Lamrim Jalan Cepat sebab kalimat di dalamnya bagaikan nasihat lisan yang dapat mendorong dan menggugah batin kita.
Sebagai penutup, Guru Dagpo Rinpoche mengajak seluruh peserta untuk mendedikasikan kebajikan dari aktivitas mendengarkan pengajaran Dharma dua hari ini untuk umur panjang dan kelancaran aktivitas semua guru spiritual, berakhirnya kondisi buruk seperti peperangan dan pandemi, serta agar semakin banyak orang di dunia ini yang membangkitkan pemahaman terhadap intisari Buddhadharma dalam batin.
Leave a Reply