Berita

Dagpo Rinpoche's teaching

Memahami Pentingnya Berguru, Akar Dari Semua Kebajikan

oleh Sherinda Engelina

Walaupun sinar matahari sangat panas

Tanpa kaca pembesar

Sinar itu tidak dapat membuat api

Demikian juga berkah dari para Buddha

Tidak akan berpengaruh tanpa bantuan seorang guru

Sakya Pandita

Demikianlah bunyi bait dari Sakya Pandita, bait yang melalui untaian kata-katanya membantu kita menyadari betapa sakral dan berharganya topik “bertumpu pada guru spiritual” di retret bersama Guru Dagpo Rinpoche kali ini. Sejalan dengan topik tersebut, sungguh karma bajik yang luar biasa dalam retret yang berlangsung pada tanggal 19-28 Juli 2022 ini, kita berkesempatan untuk dibimbing langsung oleh Guru Dagpo Rinpoche yang tinggal di Prancis.  

Jarak tidak bisa menjadi penghalang para murid untuk bertumpu kepada gurunya. Siaran langsung melalui Zoom maupun YouTube menjadi solusi bagi para murid untuk tetap mendapatkan kehangatan berkah dari Guru Dagpo Rinpoche.  Dengan total peserta sebanyak 700 orang, retret Lamrim kali ini diikuti oleh peserta dari banyak negara, yaitu Belanda, Prancis, dan negara-negara Eropa lainnya, Amerika Serikat, Kanada, Mongolia, Selandia Baru, India, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Kita patut berbahagia karena di Indonesia, terdapat 200 orang peserta yang mengikuti kegiatan retret ini. Sesi retret ini juga diterjemahkan ke dalam empat bahasa, yaitu Prancis, Belanda, Inggris, dan Indonesia.

Tangkapan kamera beberapa peserta yang sudah tampil di layar untuk mengikuti sesi retret Lamrim bersama Guru Dagpo Rinpoche

Pada rangkaian retret ini, Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan mengenai akar dari Sang Jalan, yakni cara-cara untuk bertumpu kepada seorang guru spiritual. Berkah dari para guru tiada hentinya mengalir kepada para peserta sesi demi sesi, mengikis ketidaktahuan dan membawa para peserta semakin dekat dengan praktik bertumpu kepada Guru dengan tepat. Untuk membantu para peserta agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terkait topik ini, sesi pengajaran Dharma dilanjutkan dengan sesi meditasi mandiri dan sesi meditasi yang dipandu oleh Tim Sumati Kirti, tim pengajar Kadam Choeling Indonesia. 

Akan tetapi, mengapa bertumpu pada guru pada akhirnya menjadi begitu penting untuk kita pelajari dan renungkan?

Mencapai Realisasi Akan Topik Lamrim

Selama sesi retret berlangsung, Guru Dagpo Rinpoche selalu menyebutkan mengenai pentingnya merealisasikan topik bertumpu pada guru dalam kehidupan ini. Jika kita semua memiliki realisasi akan topik ini, realisasi mengenai topik Lamrim lainnya akan datang dengan sendirinya. Bertumpu dengan baik akan membuat kita berhati-hati dengan tindak tanduk kita, yang pada akhirnya akan membuat satu kesalahan kita berkurang dan satu kualitas bajik berkembang dalam diri kita. Guru Dagpo Rinpoche juga tak lelah mengingatkan kita agar membangkitkan tekad untuk mencapai penerangan sempurna. Jika kita tidak bisa mencapainya dalam kehidupan ini, kita harus bisa mencapai Marga Penglihatan Arya Mahayana. Jika hal ini masih sulit bagi kita, kita berlatih untuk mencapai bodhicitta spontan. Jika hal ini pun masih tak bisa kita lakukan, maka kita yang telah beruntung memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan ajaran Lamrim harus bisa mencapai setidaknya satu realisasi akan topik Lamrim. 

Manfaat di Balik Bertumpu kepada Seorang Guru

Ungkapan tentang masa hidup kita yang secepat kilat seharusnya cukup untuk menggerakkan hati kita agar sadar bahwa tiada banyak waktu bagi kita untuk terus berkelana mencari solusi yang tidak pasti akan penderitaan hidup ini. Bertumpu kepada seorang guru menawarkan kita begitu banyak manfaat yang tak terbayang dampaknya. Satu manfaat yang akan sangat krusial bagi kita yang menderita di samsara ini adalah bahwa dengan bertumpu, kita dapat dengan cepat mengakhiri samsara ini. Manfaat dari bertumpu pada guru begitu krusial bagi kita, karena dengan keyakinan teguh dalam bertumpu terhadap semua instruksi guru, pencerahan dapat kita gapai dalam satu kehidupan.

Akibat Tidak Bertumpu dengan Benar

Setiap tindakan kita memiliki berbagai macam risiko. Jika kita tidak bertumpu kepada seorang guru,  kita akan kehilangan semua kesempatan untuk memperoleh manfaat yang tak terbayangkan. Selain itu, jika kita tidak bertumpu dengan benar kepada guru, kita bisa mendatangkan berbagai macam kerugian luar biasa yang membawa kita semakin jauh dari pencerahan dan semakin akrab dengan penderitaan. Oleh karena itu, ketika kita menemukan guru yang berkualitas dan memutuskan untuk berguru padanya kita perlu sepenuhnya menyerahkan diri kita untuk ditempa oleh guru kita agar klesha dan keburukan kita semakin berkurang.

Cara Kita Memandang Seorang Guru

Memandang seorang guru dengan cara yang benar bisa menjadi solusi untuk terhindar dari kerugian tidak bertumpu dengan benar. Bagaimana caranya? Melihat guru sebagai seorang Buddha adalah jawabannya. Bagaimana mungkin kita bisa menganggapnya demikian? Dalam banyak bait dalam Sutra maupun Tantra, Buddha Vajradhara dengan welas asih berpesan bahwa di zaman kemerosotan, Beliau akan hadir dalam wujud guru yang tampak seperti manusia biasa. Oleh karena kita tidak memiliki cukup kebajikan untuk melihat seorang Buddha, Buddha hadir dan berwujud sebagai seorang guru untuk membantu kita mencapai realisasi. Dengan cara pandang ini, kita juga tidak seharusnya mencari-cari kesalahan seorang guru, melainkan fokus kepada semua kebajikan guru dan memandangnya sebagai makhluk yang sempurna.

Persepsi Tidak Dapat Diandalkan

Kita perlu waspada dalam memandang dan memperlakukan setiap makhluk. Dengan kapasitas diri kita yang sekarang, sungguh sulit bagi kita untuk membedakan antara Bodhisattva dengan makhluk biasa. Hal ini karena cara pandang kita amat ditentukan oleh karma kita sendiri. Bagai secangkir air yang sama tapi dianggap berbeda oleh dewa, manusia, dan hantu kelaparan. Dewa memandangnya sebagai nektar, manusia memandangnya sebagai air, sedangkan hantu kelaparan memandangnya sebagai nanah. 

Batin kita terhalang oleh karma dan klesha yang menimbulkan kesalahan persepsi. Akibatnya, sangat mudah bagi kita untuk memandang guru hanya sebagai manusia biasa dan mencari-cari kesalahan beliau. Setiap kali kita secara spontan teringat akan perbuatan guru yang tampak sebagai kesalahan, kita seharusnya mencoba merenungkan kesalahan persepsi yang mungkin kita miliki sebagai akibat dari karma kita sendiri. Kita kemudian menggunakan berbagai alasan yang telah dijabarkan oleh Guru Dagpo Rinpoche selama sesi untuk merenungkan topik ini dari berbagai sudut pandang agar kita dapat mengenali guru kita sebagai Buddha yang sesungguhnya.

Upacara Umur Panjang Guru Dagpo Rinpoche dan Pembangkitan Bodhicitta

Upacara permohonan umur panjang untuk Guru Dagpo Rinpoche yang dipersembahkan Biara Dagpo di India

Tidak terasa sesi retret yang dipenuhi rasa antusias dari para peserta kini harus berakhir. Hari terakhir retret ditutup dengan sesi upacara permohonan umur panjang untuk Guru Dagpo Rinpoche yang dipersembahkan oleh Biara Dagpo di India. Upacara dilangsungkan dengan harapan agar Guru Dagpo Rinpoche dapat menetap untuk waktu yang lama, menjadi guru yang terus membimbing para muridnya, dan menjadi ladang kebajikan bagi para muridnya hingga Kebuddhaan bisa diraih. Para peserta juga mendapatkan anugerah luar biasa karena berkesempatan mengikuti prosesi upacara pembangkitan Bodhicitta yang dibimbing langsung oleh Guru Dagpo Rinpoche. Pada upacara ini, Guru Dagpo Rinpoche membimbing para peserta untuk membangkitkan batin pencerahan (bodhicitta) melalui penjelasan topik dan pengambilan ikrar-ikrar. Guru Dagpo Rinpoche menekankan berulang kali mengenai pentingnya membangkitkan aspirasi bodhicitta jika kita ingin segera mencapai Kebuddhaan yang lengkap sempurna demi semua makhluk. Guru Dagpo Rinpoche juga berpesan pada kita untuk senantiasa berusaha mencurahkan usaha dan mengupayakan tekad terbesar kita dalam membangkitkan bodhicitta sesuai dengan kemampuan terbaik dalam tingkatan kita saat ini. 

Sehubungan dengan topik retret, Guru Dagpo Rinpoche juga menambahkan mengenai pentingnya praktik bertumpu pada guru spiritual dengan baik dan benar. Hal ini karena bertumpu pada guru dengan benar akan membawa kita untuk bisa memahami berharganya kelahiran manusia kita kali ini yang bebas dan beruntung, yang setelahnya akan membuat kita bisa memahami topik-topik lainnya dalam Dharma. Dengan praktik bertumpu pada guru spiritual yang baik, kita tidak hanya sekadar mempraktikkan Dharma, tetapi juga membuahkan hasil yang mendekatkan kita kepada pencapaian Kebuddhaan lengkap sempurna.

Upacara pembangkitan bodhicitta dipimpin oleh Guru Dagpo Rinpoche yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai negara di seluruh dunia

Sebelum menutup rangkaian sesi retret ini secara resmi, Guru Dagpo Rinpoche juga memberikan beberapa nasihat terkait cara kita menjalani sisa hidup kita. Kita harus menjalani hidup sebaik-baiknya dengan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Selama kita masih berada di dalam samsara, tentu saja kita masih akan mengalami berbagai penderitaan karena ini bukanlah hal yang bisa kita hindari. Akan tetapi, kita harus tetap mencoba menjalani hari demi hari dan sebisa mungkin mengatasi persoalan yang kita alami sebaik-baiknya. Tentu saja bisa mengatasi penderitaan sendiri adalah hal yang baik, akan tetapi akan sangat baik jika kita juga bisa mengatasi penderitaan makhluk lain. 

Guru Dagpo Rinpoche juga mengatakan bahwa saat kita merasa menderita, sebenarnya makhluk lainnya pun mengalami penderitaan yang sama. Oleh karena itu, kita harus bisa berupaya untuk saling menolong agar penderitaan kita maupun makhluk lain dapat segera berakhir. Melalui praktik menjaga batin kita sebaik mungkin, berupaya belajar, dan menjalankan tugas dalam menjalani hidup sebaik mungkin, maka kita pasti bisa mencapai Kebuddhaan lengkap sempurna. 

Rangkaian sesi retret kemudian ditutup oleh ajakan Guru Dagpo Rinpoche untuk mendedikasikan semua kebajikan yang telah terkumpul secara kolektif dalam retret ini agar dapat bermanfaat demi kebaikan semua makhluk. Semoga sesi retret yang telah usai ini tidak hanya dapat membawa manfaat bagi para peserta, tetapi juga kepada banyak makhluk hingga tercapainya Kebuddhaan.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *