Tisarana dan Karma: Sudahkah Kita Melakukannya dengan Tepat?
Pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche, 4-5 Desember 2021
Pada tanggal 4 dan 5 Desember 2021, Guru Dagpo Rinpoche kembali melangsungkan pengajaran Dharma secara daring. Atas permohonan dari para murid Guru Dagpo Rinpoche, pengajaran kali ini khusus mengangkat praktik berlindung (Tisarana) dan pengamalan hukum karma di dalamnya.
Hari Pertama
Guru Dagpo Rinpoche membuka sesi dengan mengajak para peserta untuk kembali merenungkan kondisi kita saat ini yang begitu beruntung bisa bertemu dengan Dharma. Namun, ancaman untuk memperoleh penderitaan di alam rendah sebetulnya tidaklah sejauh yang kita bayangkan. Agar terlindung dari ancaman itu, kita harus bersungguh-sungguh praktik Dharma, salah satunya dengan menerapkan praktik Tisarana sebaik mungkin. Itulah sebab Tisarana yang pertama.
Namun, meski kita bisa selamat dari kejatuhan di alam rendah di kehidupan setelah ini, kita juga yakin bahwa kehidupan kita belum tentu selesai sampai di situ juga. Masih ada banyak kelahiran lagi di masa depan kita bisa saja terlahir di alam rendah di setiap kehidupan itu. Rasa takut terhadap penderitaan berulang di samsara adalah penyebab kedua kita pergi berlindung kepada Triratna.
Kendati demikian, berlindung tidak hanya seputar dua sebab tersebut. Perlindungan yang kita ambil harus didukung dengan adanya keyakinan yang kuat bahwa Triratna mampu menolong kita. Meskipun saat ini kita belum memiliki kebijaksanaan berkaitan dengan praktik berlindung, memiliki keyakinan kokoh akan sosok Triratna akan membantu kita lebih dekat dengan pencapaian spiritual.
Dalam memberikan perlindungan, Triratna tidak membeda-bedakan antara satu makhluk dengan makhluk lainnya. Buddha, Dharma, dan Sangha memberikan perlindungan kepada semua makhluk tanpa terkecuali. Kendati demikian, kita baru akan benar-benar memperoleh perlindungan sesungguhnya dengan mengembangkan keyakinan terhadap Triratna. Menumbuhkan keyakinan dalam berlindung layaknya kita pergi berobat kepada dokter. Ketika kita sakit, kita sepenuhnya mengandalkan dokter dan perawat. Demikian pula dengan praktik Tisarana kita. Ketika kita sudah memahami kondisi kita yang mengalami penderitaan berulang di samsara dan mempercayai Triratna sebagai sosok yang mampu menyelamatkan kita, maka kita sudah menumbuhkan Tisarana yang murni. Praktik ini juga bisa kita perkuat dengan memahami kualitas dari objek Tisarana kita agar kita memiliki keyakinan yang diikuti dengan kebijaksanaan.
Di samping itu, Guru Dagpo Rinpoche juga menyebutkan bahwa praktik berlindung tak dapat dipisahkan dengan hukum karma. Ketika Tisarana atau berlindung pada Triratna, terdapat sejumlah sila yang harus kita jalani. Sila-sila berlindung mencakup usaha menghindari 10 jalan karma hitam dan mengamalkan 10 jalan karma putih. Dengan menjalani praktik tersebut, artinya kita tidak lagi menghimpun sebab kelahiran di alam rendah dan mengumpulkan sebab kelahiran di alam bahagia. Demikianlah cara praktik Tisarana melindungi kita dari penderitaan.
Hari Kedua
Pada hari kedua pengajaran Dharma, Guru Dagpo Rinpoche kembali melanjutkan pembahasan praktik berlindung dan kaitannya dengan hukum karma. Sesi dimulai dengan kutipan oleh Arya Nagarjuna yang mengatakan bahwa kehidupan dengan begitu banyak bahaya sebenarnya sungguh rapuh. Banyak orang yang tidur tapi tidak terbangun lagi esok hari. Oleh karena itu, fakta bahwa kita bisa terbangun dari tidur hari ini sesungguhnya adalah suatu keajaiban yang besar. Namun, kita tidak tahu hingga kapan kita bisa memiliki kesempatan ini. Sebelum waktu kematian tiba, kita semestinya berusaha untuk membangkitkan keinginan untuk membantu diri sendiri dan orang lain. Maka dari itu, ketika mendengarkan Dharma, kita harus benar-benar menerapkan apa yang kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah membimbing kita membangkitkan motivasi, Guru Dagpo Rinpoche mempersilakan para peserta untuk mengajukan pertanyaan sehubungan dengan topik Tisarana dan karma. Setelahnya, Guru Dagpo Rinpoche kembali melanjutkan pengajaran dengan membahas mengenai tolok ukur berlindung dengan tepat dan delapan poin manfaat berlindung.
Dalam mengambil perlindungan, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan tolok ukur yang telah kita capai dalam praktik kita. Dengan mempelajari kualitas dan ciri masing-masing objek perlindungan, kita bisa mengatasi keraguan yang kita miliki terkait Triratna. Selain kedua hal tersebut, Guru Dagpo Rinpoche juga menjelaskan sila-sila berlindung yang harus kita latih ketika kita telah mengambil janji untuk berlindung. Sila-sila tersebut terdiri dari sila berlindung umum dan sila berlindung khusus.
Di akhir sesi, Guru Dagpo Rinpoche juga memberikan nasihat sehubungan dengan praktik yang kita lakukan. Di tengah kesenangan materi yang seolah tidak ada habisnya untuk dinikmati, kondisi batin umat manusia semakin menyedihkan. Kita semakin memikirkan diri sendiri sehingga menimbulkan ketidakharmonisan dalam keluarga, negara, dan antar sesama makhluk. Oleh karena itu, kita tidak boleh lengah dalam upaya mengembangkan batin dan memelihara keinginan untuk memberikan manfaat bagi makhluk lain. Kita tidak boleh menunda latihan ini karena tidak ada waktu yang lebih baik dibanding saat ini.
Terakhir, Guru Dagpo Rinpoche juga mendoakan kesehatan kita semua, juga agar kita bisa segera berjumpa dalam pengajaran langsung. Semoga perbuatan bajik yang dilakukan dari pengajaran Dharma ini bisa mempercepat tercapainya aspirasi Kebuddhaan lengkap sempurna kita demi menolong semua makhluk.
Leave a Reply