Berita

Dagpo Rinpoche's teaching

Menumbuhkan Bakti kepada Guru

Pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche, 23-24 Oktober 2021

Liputan ditulis oleh: Karina Chandra

pengajaran dharma guru dagpo rinpoche
Guru Dagpo Rinpoche memasuki ruang pengajaran Dharma

Pada tanggal 23 – 24 Oktober 2021, Guru Dagpo Rinpoche kembali melanjutkan transmisi dan penjelasan Lamrim Jalan Cepat (Nyurlam) karya Panchen Losang Yeshe (Panchen Lama II). Sesi pengajaran Dharma virtual kali ini mencakup poin kedua dari bertumpu kepada guru spiritual melalui pikiran, yaitu membangkitkan rasa hormat atau bakti dengan mengingat kebaikan hati guru, serta cara bertumpu kepada guru spiritual melalui tindakan. Peserta dari Indonesia, India, Prancis, Belanda, dan berbagai negara lainnya turut menghadiri sesi ini via aplikasi Zoom.

Simak liputan pengajaran Dharma berdasarkan penjelasan Lamrim Jalan Cepat sebelumnya oleh Guru Dagpo Rinpoche di sini.

Pada hari pertama, 23 Oktober 2021, Guru Dagpo Rinpoche mengawali sesi dengan menjelaskan makna kutipan dari Guru Bhavaviveka untuk membantu peserta membangkitkan motivasi bajik. Kutipan tersebut menggambarkan tubuh manusia ibarat pohon pisang dan gelembung air, tak berinti. Namun, kita dapat memberinya substansi bak Gunung Meru nan kokoh dengan menggunakannya untuk menolong makhluk lain. Mengikuti sesi pengajaran Dharma untuk kemudian merenungkan dan memeditasikannya tentunya adalah cara terbaik untuk menolong semua makhluk–baik diri sendiri maupun orang lain–dari penderitaan samsara,.

Masih dalam rangka membangkitkan motivasi, Guru Dagpo Rinpoche juga memperkenalkan istilah “sifat baik” (yarab) dan “sifat buruk” (ngarab) dalam tradisi Tibet. Beliau menjelaskan bahwa orang dengan sifat baik dan penuh welas asih tidak akan mau menang sendiri demi menyenangkan ego pribadi. Sebaliknya, orang dengan sifat buruk ini akan mengikuti kehendak egoisnya, menghalalkan segala cara demi mendapatkan apa yang diinginkan. Hal ini bisa menjadi indikator kemajuan praktik Dharma kita.

Guru Dagpo Rinpoche kemudian mengulas beberapa poin dari sesi sebelumnya tentang membangkitkan keyakinan terhadap guru spiritual, yaitu tentang sosok guru agung Gomchen Ngawang Drakpa yang menyusun kitab Gomchen Lamrim serta cara memandang guru spiritual sebagai Buddha.

Memasuki topik pekan ini tentang berbakti, Guru Dagpo Rinpoche mengingatkan kita tidak cukup hanya berbakti pada guru terkenal yang duduk di atas takhta. Kita juga harus bisa berbakti kepada semua guru yang telah membimbing kita, termasuk yang mengajari kita baca-tulis.

Guru Dagpo Rinpoche juga menjelaskan perbedaan antara keyakinan yang dibahas pekan lalu dengan rasa bakti. Keyakinan tumbuh dengan merenungkan kualitas-kualitas yang dimiliki guru kita, sedangkan bakti tumbuh dengan mengingat kebaikan Beliau. Sama halnya kita merasa dekat dengan keluarga karena mereka telah begitu baik kepada kita dan merawat kita, kita juga dapat menumbuhkan kedekatan dengan guru spiritual kita dengan mengingat kebaikan hati Beliau kepada kita.

Rinpoche kemudian memaparkan kebaikan-kebaikan guru spiritual berdasarkan kitab Jalan Cepat dan menambahkan beberapa poin dari Pembebasan di Tangan Kita karya Phabongkha Rinpoche. Kebaikan hati guru spiritual pertama yang dapat kita renungkan adalah bahwa guru kita lebih baik daripada semua Buddha. Beliau menjelaskan bahwa saat ini kita belum memiliki cukup karma baik untuk bisa melihat sosok Buddha secara langsung. Namun, ada guru spiritual yang secara langsung mendampingi kita dan membimbing kita menuju kebahagiaan sejati. Ini kemudian berhubungan dengan kebaikan guru spiritual yang kedua, yaitu kebaikan karena mengajarkan Dharma kepada kita.

Guru Dagpo Rinpoche juga menambahkan dua poin lagi seputar kebaikan hati seorang guru spiritual yang tidak dijelaskan di Lamrim Jalan Cepat, tapi bisa ditemukan di kitab-kitab Lamrim lainnya. Dua poin tersebut adalah kebaikan guru spiritual memberkahi batin kita serta kebaikan Beliau menggunakan materi untuk mendekatkan kita. Ketika kita bisa memiliki pikiran bajik atau memiliki barang sedikit ketertarikan terhadap Dharma, itu adalah bukti bahwa batin kita telah menerima berkah dari guru spiritual kita. Ketika kita menerima sesuatu dari guru kita, entah itu makanan atau benda-benda lainnya, kita makin merasa dekat dengan Beliau sehingga lebih mudah menerima Dharma yang Beliau ajarkan.

Dijelaskan pula bahwa kita harus mengingat kebaikan guru spiritual kita satu per satu dengan setiap butir tasbih kita, merenungkannya dan memeditasikannya berulang kali hingga timbul rasa sayang dan bakti yang luar biasa besar.

Pada hari kedua, 24 Oktober 2021, Guru Dagpo Rinpoche melanjutkan transmisi dan pengajaran Dharma sampai topik bertumpu kepada guru spiritual melalui tindakan. Secara umum, tindakan yang harus kita latih adalah mempersembahkan materi yang kita miliki, bersikap hormat dan patuh terhadap guru, serta yang paling penting adalah menjalankan setiap instruksi yang Beliau berikan.

Dalam sesi ini, Guru Dagpo Rinpoche banyak memberikan contoh berupa praktik yang dilakukan oleh guru-guru agung di masa lampau. Beliau memaparkan kisah Sakya Pandita yang awalnya tidak diberi instruksi Guru Yoga karena belum bisa memandang gurunya dengan cara yang tepat. Setelah merawat sang guru yang jatuh sakit dengan sepenuh hati, bakti yang ia curahkan membuahkan hasil. Sudut pandangnya berubah, ia bisa menerima instruksi, dan setelah mempraktikkan instruksi itu, ia bahkan terbebas dari firasat buruk dan tanda-tanda kematian yang tadinya menghantuinya.

Contoh lain yang diberikan Guru Dagpo Rinpoche adalah yogi agung Milarepa. Beliau melayani keluarga gurunya, Marpa sang Penerjemah, sampai tidak sempat tidur. Banyak sekali hal yang Beliau lakukan demi sang guru, mulai dari menimba air sampai memerah sapi. Kita semua tahu hasilnya. Milarepa merupakan salah satu praktisi spiritual Buddhis paling termasyhur karena berhasil meraih pencapaian tertinggi dalam satu kehidupan dan juga menjadi teladan dalam praktik bertumpu kepada guru spiritual.

Dalam hal bertumpu kepada guru spiritual melalui tindakan, Guru Dagpo Rinpoche berpesan bahwa kita harus berlatih untuk merelakan harta, tubuh, dan segala bentuk kesenangan demi menjalankan instruksi yang diberikan oleh guru spiritual kita.

Seperti sesi-sesi sebelumnya, pengajaran Dharma kali ini juga kembali ditutup dengan bersama-sama mendedikasikan kebajikan untuk pencapaian Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna demi menolong semua makhluk.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *