Berita

Pentingnya Enam Praktik Pendahuluan dan Bertumpu Pada Guru Spiritual

Pengajaran Guru Dagpo Rinpoche, 5 – 6 Juni 2021

Pada tanggal 5-6 Juni 2021, kita kembali diberkahi oleh amerta pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche. Dalam pengajaran kali ini, Guru Dagpo Rinpoche membahas mengenai Lamrim Jalan Cepat (Nyurlam). Silsilah ini terdiri dari dua sumber. Sumber pertama adalah yang berasal dari Arya Maitreya, yang kemudian mewariskannya kepada Arya Asanga, lalu kepada Lama Serlingpa (Guru Suwarnadwipa Dharmakirti). Sumber kedua berasal dari Arya Manjushri yang mewariskannya kepada Shantidewa dan berikutnya kepada Lama Serlingpa. Sesi dua hari ini merupakan kelanjutan dari sesi sebelumnya yang sudah sampai pada poin pentingnya Enam Praktik Pendahuluan dan meditasi atau praktik yang sesungguhnya yang harus kita lakukan sehari-hari. Instruksi ini, yang merupakan intisari dari amerta yang abadi, diturunkan melalui silsilah dari Guru Suwarnadwipa Dharmakirti.

Guru Dagpo Rinpoche membuka sesi dengan mengingatkan kita kembali mengenai pentingnya untuk membangkitkan dorongan untuk mempraktikkan Dharma. Hal ini karena kita tidak memiliki kebebasan dalam menentukan waktu kematian kita dan akan jadi suatu persoalan besar apabila kita tidak siap saat ajal menghampiri. Sehari-hari, batin kita amat terbiasa dengan klesha dan tidak butuh banyak upaya bagi kita untuk memicu timbulnya klesha. Jika kita tengah duduk bersantai pun, kita bisa dengan mudah memunculkannya dalam batin. 

Sebagai praktisi, kita juga memahami bahwa klesha akan memunculkan ketidakbajikan dan hal ini akan dengan mudah muncul karena kita telah membawa klesha sejak kelahiran yang tak bermula. Sebaliknya, kita sulit membangkitkan kebajikan karena batin kita tidak terbiasa dengannya. Misalnya, ketika kita tengah berusaha mengembangkan objek bajik dalam batin, meskipun bisa muncul, namun kita sulit mempertahankan objek tersebut dalam waktu lama. Kendati demikian, kita tidak seharusnya berputus asa sebab jika kita mencermati diri kita, berusaha memahami diri kita, dan mengupayakan batin kita agar terbiasa dengan kebajikan, kita akan mampu mempertahankan kebajikan dalam batin kita. 

Di samping itu, sebelum memasuki pengajaran mengenai Nyurlam, Guru Dagpo Rinpoche juga memberikan kita sebuah motivasi bahwa kenyataan bahwa saat ini kita bisa memperoleh, merenungkan, dan memeditasikan ajaran Mahayana sebagai suatu kesempatan langka yang membutuhkan kebajikan yang luar biasa besar. Kita telah menemui kondisi ini yang menyebabkan kita setidaknya telah selangkah lebih dekat dengan penyelesaian samsara. Jika kita perhatikan orang-orang di sekitar kita, berapa banyak dari mereka yang tertarik dengan Dharma? Oleh karena jumlahnya yang tidak banyak, kita seharusnya bisa memanfaatkan momen ini sebaik mungkin dengan membangkitkan tujuan atau motivasi yang tepat setiap mendengar sesi pengajaran Dharma, dengan motivasi tertinggi yang dapat kita bangkitkan adalah menjadi arya dalam ajaran Mahayana. Seperti dikutip dalam perkataan oleh Arya Shantidewa, jikalau kita bertemu kesempatan bajik seperti ini, janganlah kita berputus asa, namun seharusnya membangkitkan semangat dalam diri untuk mempraktikkannya.

Kita senantiasa harus merenungkan penderitaan semua makhluk, yaitu ibu-ibu kita dari kelahiran tak bermula, yang saat ini berada di alam rendah dengan jumlah yang sangat banyak. Mereka memenuhi alam neraka, alam hantu kelaparan, dan alam binatang. Kita perlu mengingat kembali kebaikan yang kita terima dari semua makhluk saat menjadi ibu kita maupun saat ini, saat mereka tak menjadi ibu kita. Berkat semua makhluklah kita bisa memperoleh hal yang kita inginkan dalam kehidupan kita. Kita mesti mengingat peranan besar semua makhluk dalam memberikan kita satu kebajikan tunggal dan bahkan menjadi sebab pencapaian Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna. Jika kita mengabaikan semua makhluk, kita sesungguhnya telah melakukan sebuah kesalahan yang amat besar. Oleh karena itu, kita harus serius dalam mempraktikkan Dharma, jangan sampai kita berhenti belajar dan sekadar mengetahui penjelasan suatu topik dari buku ini maupun buku itu, namun harus benar-benar merenungkannya hingga meresap ke dalam batin. 

Guru Dagpo Rinpoche memberikan analogi bahwa seperti para penari dan aktor yang berlatih kemudian melakonkan pentas dari latihannya tersebut, begitu pulalah kita seharusnya dalam praktik spiritual. Kita semestinya berlatih, kemudian melakukan praktik Dharma. Hanya dengan cara demikian, barulah batin kita bisa tergugah.

Memasuki sesi inti mengenai lanjutan penjelasan terkait Enam Praktik Pendahuluan, Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan praktik yang harus dilakukan di penghujung praktik tersebut. Dalam tahap ini, kita mengajukan permohonan laksana pasak yang kita ajukan kepada guru spiritual kita. Dalam melakukan praktik ini, kita harus membayangkan bahwa kita tengah melakukan persembahan mandala yang besar yang dinikmati oleh kita, semua makhluk, dan Ladang Kebajikan. Kita juga mempersembahkan Doa Tujuh Bagian kepada guru spiritual yang saat ini kita visualisasikan duduk di atas kepala kita. Kita membayangkan bahwa guru spiritual kita yang tengah berada dalam wujud Guru Munendra Vajradhara mengalirkan amerta memasuki tubuh kita dan semua makhluk, lalu melenyapkan penyakit dan penghalang kita dalam mempraktikkan Dharma. Bayangkan pula bahwa realisasi Beliau muncul dan berkembang baik dalam batin maupun perbuatan kita. 

Setelah merampungkan praktik pendahuluan, praktisi akan memasuki sesi meditasi atau praktik sesungguhnya yang terdiri dari empat poin, yakni: merenungkan manfaat-manfaat dari bertumpu pada guru spiritual, merenungkan kerugian-kerugian dari tidak bertumpu pada guru spiritual atau tidak bertumpu dengan benar, cara bertumpu dalam pikiran, dan cara bertumpu dalam tindakan. 

Dalam sesi kali ini, Guru Dagpo Rinpoche memberikan penjelasan mengenai poin pertama, yakni merenungkan manfaat bertumpu pada guru spiritual. Saat melakukan meditasi tersebut, kita menguraikan satu per satu dari delapan manfaat bertumpu, yaitu:

  1. Engkau semakin mendekati pencapaian Kebuddhaan;
  2. Engkau menyenangkan semua Penakluk;
  3. Engkau takkan dicelakai oleh roh-roh jahat dan teman-teman yang menyesatkan;
  4. Klesha dan perilaku salahmu akan berkurang secara alamiah;
  5. Semua dasar, jalan, dan realisasimu meningkat;
  6. Engkau takkan terpisahkan dari guru spiritual dalam semua kehidupan mendatang;
  7. Engkau takkan terjatuh ke dalam kelahiran di alam-alam rendah;
  8. Engkau mencapai semua tujuan sementara dan tertinggi tanpa bersusah payah.

Ketika melakukan praktik ini, penting pula bagi kita untuk merenungkan bahwa setiap kali satu instruksi guru yang kita laksanakan, maka akan ada satu kekurangan kita yang dihapuskan, yakni ketidaktahuan, dan peningkatan akan satu kualitas bajik dalam diri kita, yakni kebijaksanaan. Guru spiritual telah memberikan penjelasan mengenai instruksi untuk berpraktik Dharma dengan begitu gamblangnya kepada kita ibarat jalan yang sudah terhampar di depan kita. Dari sebelumnya tidak mengetahui apapun, kini berkat guru, kita memahami begitu banyak hal dan bahkan bisa mempraktikkan Dharma. 

Sebelum menutup sesi pengajaran, Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan cara mempraktikkan persembahan kepada guru terkait dengan manfaat bertumpu pada guru spiritual yang kedua. Penjelasan tersebut yakni cara memberikan persembahan dengan keyakinan dan batin yang bajik. Jika kita bisa berbakti kepada guru spiritual dengan cara yang baik dan benar, maka semua Buddha akan mengetahui dengan persis batin kita tersebut. Dengan demikian, ketika kita melakukan persembahan, maka semua Buddha akan masuk dan menerima persembahan yang dilakukan oleh kita sebagai siswa, kepada guru spiritual kita yang merupakan dasar dari semua kebajikan yang kita miliki. 

Pada akhir sesi, Guru Dagpo Rinpoche pun mengajak kita semua untuk mendedikasikan kebajikan dari aktivitas mendengarkan Dharma untuk diri kita dan semua makhluk demi tercapainya Kebuddhaan yang lengkap sempurna. Semoga sesi pengajaran kali ini pun bisa membawa perkembangan batin dalam setiap dari kita.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *