Berita

Melatih Pandangan Mendalam Bersama Manjughosa

Pengajaran Dharma Online 5-6 Desember 2020

Guru Dagpo Rinpoche kembali menyapa murid-muridnya di seluruh dunia dalam pengajaran Dharma daring via ZOOM pada tanggal 5-6 Desember 2020. Dalam pengajaran kali ini, Beliau melanjutkan penjelasan Lamrim berdasarkan kitab “Instruksi Jamyang Lama Tsongkhapa” (Instruksi Lisan Manjugosha/Jampel Shelung) yang sudah dimulai di bulan-bulan sebelumnya. Pengajaran Dharma ini disiarkan langsung dari kediaman Guru Dagpo Rinpoche di Prancis dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara lain seperti Indonesia, Malaysia, Belanda, dsb. Bahkan para biksu di Biara Dagpo Shedrupling, India, juga turut berpartisipasi.

Guru Dagpo Rinpoche tak pernah lupa mengawali sesi dengan memaparkan alasan mengapa kita harus mempelajari dan mempraktikkan Dharma dengan serius. Beliau mengingatkan kita bahwa meski ada begitu banyak penderitaan di dunia ini–baik yang jelas terasa seperti pandemi beserta segala dampaknya maupun penderitaan terselubung berupa kenikmatan duniawi yang membuat kita terlena hingga melakukan tindakan yang membuat kita makin sulit lepas dari siklus samsara–kita sudah memiliki kelahiran manusia yang berharga, lengkap dengan 18 permata yang bisa kita gunakan untuk mengakhiri penderitaan kita dan semua makhluk. Tidak hanya itu, kita juga amat beruntung dapat bertemu dengan Lamrim atau Tahapan Jalan Menuju Pencerahan bagi Ketiga Jenis Praktisi yang mencakup keseluruhan ajaran Buddha. Oleh karena itu, kita harus dengan serius belajar, merenungkan, dan memeditasikan Lamrim guna meraih Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna demi menolong semua makhluk, termasuk diri kita sendiri.

Pengajaran Dharma kali ini sudah sampai pada topik cara melatih pandangan mendalam. Meski topik ini amat rumit, terutama bagi pendengar yang belum pernah mempelajari filsafat Buddhis, Guru Dagpo Rinpoche memberikan pengantar dan contoh-contoh yang akrab dengan kehidupan sehari-hari sehingga praktisi pemula pun tetap bisa merenungkan dan memeditasikannya. Misalnya untuk poin memastikan “aku” yang harus disangkal, Guru Dagpo Rinpoche mengajak kita membayangkan perasaan ketika kita difitnah. Kita tentu tidak terima difitnah. Saat itu, ada perasaan yang amat kuat akan “aku” yang berdiri sendiri yang muncul. Contoh lainnya adalah ketika kita ditolong orang lain, kita melambung karena merasa orang lain begitu peduli pada “aku”. Guru Dagpo Rinpoche kemudian mengajak kita untuk menganalisis si “aku” ini lebih dalam untuk memastikan ketanpaakuan diri yang merupakan bagian pertama dari latihan untuk mengembangkan pandangan mendalam.

Di akhir sesi, Beliau mengingat dan memperkenalkan guru-guru agung yang mewariskan ajaran “Instruksi Jamyang Lama Tsongkhapa” kepada Beliau, yaitu Kyabje Phabongkha Rinpoche, Damcho Khedrup Rinpoche, Kyabje Trijang Rinpoche, dan Y.M.S. Dalai Lama XIV. Kyabje Phabongkha Rinpoche merupakan guru besar yang menyusun “Pembebasan di Tangan Kita”, salah satu kitab Lamrim utama yang menjadi bahan acuan dalam pengajaran Lamrim oleh Y.M.S. Dalai Lama XIV. Damcho Khedrup Rinpoche adalah murid dari Kyabje Phabongkha Rinpoche yang namanya tercantum dalam doa Permohonan kepada Guru-Guru Silsilah. Kyabje Trijang Rinpoche juga merupakan murid Phabongkha Rinpoche yang juga menjadi tutor Y.M.S. Dalai Lama XIV dan guru utama bagi Guru Dagpo Rinpoche.

Sebagai penutup, Guru Dagpo Rinpoche membagikan kenangan masa kecilnya di Biara Bamcho tentang umze (pemimpin doa) Biara yang mempersembahkan hafalan kitab “Instruksi Jamyang Lama Tsongkhapa” kepada Damcho Khedrup Rinpoche yang sedang berkunjung ke sana. Guru Dagpo Rinpoche pun mengatakan bahwa akan sangat baik bila kita semua juga bisa menghafal kitab ini sehingga dapat dengan mudah merenungkan dan memeditasikannya.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *