Karma dan Akibatnya
Satu butir tasbih emas Lamrim yang akan kita ambil dan renungkan kali ini adalah hukum karma. Sebelum memasuki pembahasan, penting sekali bagi kita untuk menyimak ajaran dengan motivasi yang baik. Bagi Buddhis, motivasinya adalah mengakhiri penderitaan semua makhluk dan mempersembahkan kebahagiaan tertinggi pada mereka. Dengan tubuh manusia yang kita miliki saat ini, sekarang adalah saat yang paling tepat bagi kita untuk berjuang meraih Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna demi mencapai tujuan semua makhluk. Bagi yang bukan Buddhis, kita harus berpikir bahwa kita telah mendapatkan kesempatan yang sangat luar biasa dalam kehidupan kita saat ini, dan alangkah baiknya bila kesempatan ini tak hanya digunakan untuk menyasar kebahagiaan pribadi, namun juga kebahagiaan semua makhluk.
Dalam garis besar Lamrim, pada bagian tahapan jalan yang dijalankan bersama makhluk motivasi awal, ulasannya terbagi menjadi 2 poin:
- Mengembangkan ketertarikan pada kehidupan mendatang
- Bertumpu pada metode untuk merealisasikan kebahagiaan pada kehidupan mendatang
Poin kedua ini terbagi menjadi 2 bagian:
- Berlindung; gerbang utama memasuki Dharma
- Meyakini hukum karma; sumber segala kebahagiaan
Bagian kedua ini terbagi menjadi 2 bagian:
- Merenungkan aspek-aspek umum hukum karma
- Merenungkan aspek-aspek khusus hukum karma
- Tata cara menghindari kesalahan dan mempraktikkan kebajikan setelah merenungkannya
Bagian pertama ini terbagi menjadi 2 bagian:
- Perenungan aspek-aspek umum hukum karma yang sesungguhnya
- Merenungkan aneka jenis karma secara terpisah
Apa saja yang termasuk ke dalam perenungan aspek-aspek umum hukum karma? Ini adalah karakteristik yang berlaku pada semua jenis karma, baik maupun buruk:
- Kepastian karma
- Pertumbuhan karma yang pesat
- Kita takkan mengalami akibat dari karma yang tidak kita lakukan
- Karma yang telah dilakukan takkan hilang begitu saja
Selanjutnya, merenungkan aneka jenis karma secara terpisah terbagi menjadi 3 bagian:
- Merenungkan karma hitam dan akibatnya
- Merenungkan karma putih dan akibatnya
- Menjelaskan karma yang sangat ampuh secara singkat
Dalam konteks kali ini, saya akan menjelaskan topik hukum karma berdasarkan Lamrim Agung karya Je Tsongkhapa dan Pembebasan di Tangan Kita karya Pabongkha Rinpoche.
Kita sudah tahu bahwa poin ‘bertumpu pada metode untuk merealisasikan kebahagiaan pada kehidupan mendatang’ terbagi menjadi 2 bagian: berlindung (gerbang utama memasuki Dharma) dan meyakini hukum karma (sumber segala kebahagiaan). Apa maksudnya? Seperti yang dijelaskan di dalam Lamrim Agung, artinya kita harus menguasai pembagian kebajikan dan ketidakbajikan berikut akibat-akibatnya. Poin ini – menghentikan ketidakbajikan dan mengembangkan kebajikan – harus kita jadikan sebagai praktik kita. Pada dasarnya, inilah yang dimaksud dengan praktik Dharma dalam Buddhisme.
Apa kaitan antara topik hukum karma dengan topik sebelumnya, berlindung? Ketika kita berlindung pada Triratna, pada dasarnya kita memandang Buddha sebagai Guru yang mengajarkan perlindungan, menerima dan mempraktikkan Dharma sebagai perlindungan yang sesungguhnya, serta menganggap Sangha selaku rekan teladan dalam praktik spiritual. Secara ringkas, inilah yang kita lakukan dalam praktik berlindung.
Dari ketiga poin berlindung, menghasilkan Ratna Dharma di dalam batin kita dikategorikan sebagai perlindungan yang sesungguhnya. Ratna Dharma melindungi kita dari kejatuhan ke alam rendah dan samsara secara umum, serta melindungi kita dari pembebasan pribadi.
Bagaimana caranya Ratna Dharma melindungi kita dari kejatuhan ke alam rendah? Dengan mengajarkan cara menghindari 10 jalan karma hitam dan mempraktikkan 10 jalan karma putih. Kedua aspek inilah yang benar-benar melindungi seseorang dari penderitaan alam rendah. Ketika kita sudah benar-benar merealisasikan dan mempraktikkan 10 jalan karma putih dan menghindari 10 jalan karma hitam, kita akan terlindungi dari penderitaan alam rendah.
Bagaimana caranya praktik 10 jalan karma putih melindungi kita dari penderitaan alam rendah? Melalui 10 jalan karma putih, kebajikan yang diperoleh akan dipertahankan di dalam batin kita menjelang kematian. Alhasil, kita akan meninggal dalam kondisi batin yang bajik dan terlahir di alam tinggi. Dengan kelahiran kembali di alam tinggi, kita otomatis terhindar dari alam rendah berikut semua penderitaannya. Dengan demikian, menghentikan sebab-sebab untuk terlahir di alam rendah – melalui penghindaran 10 jalan karma hitam dan penerapan 10 jalan karma putih – adalah satu-satunya cara untuk menghentikan kelahiran di alam rendah. Tanpa meyakini prinsip dasar hukum karma – yakni kebahagiaan bersumber dari kebajikan dan penderitaan bersumber dari ketidakbajikan – kelahiran di alam rendah takkan bisa dihentikan. Inilah alasan kenapa meyakini hukum karma dikatakan sebagai sumber segala kebahagiaan.
Dikutip dari pembabaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche di Biezenmortel, Belanda pada 21-24 Februari 2013
Transkrip lengkap dapat dibaca dalam buku “Karma dan Akibatnya”
Buku fisik ini dapat didapatkan di sini. Tersedia juga dalam bentuk ebook di sini.