Front Pembebasan Samsara
Kemuliaan terlahir sebagai manusia yang kita dapatkan dapat diibaratkan seperti perahu atau kapal yang bisa membawa kita menyeberangi lautan penderitaan samsara yang luas dan dalam. Saat ini, kita sebagai manusia memiliki kesempatan untuk bebas, janganlah mudah menyerah pada kebodohan batin, seperti kemalasan, pengalihan perhatian, dan lain sebagainya.
Jika kita menyerah pada kemalasan, itu berarti Anda telah menyia-nyiakan sebuah kesempatan yang berharga untuk memanfaatkan potensi Anda. Mengingat kembali bahwa tujuan utama kita sebagai umat Buddha adalah menghentikan penderitaan dan membebaskan diri dari semua masalah. Tujuan ini hanya bisa tercapai kalau kita sudah menyeberangi lautan penderitaan samsara yang luas dan dalam, artinya membebaskan diri dari samsara secara keseluruhan.
Sebagai pengingat, samsara adalah panca-skhanda yang sudah Anda dapatkan dari karma dan klesha. Istilah ‘skhanda’ merujuk pada lima agregat, yang bisa diringkas menjadi dua, tubuh dan batin. Selama kita masih mempertahankan skhanda seperti ini, mustahil bagi Anda untuk lolos atau terhindar dari penderitaan samsara. Berhubung sekarang adalah waktu yang tepat untuk melepaskan skhanda kita atau untuk melanjutkan perjalanan kita mencapai tujuan mengakhiri penderitaan diri sendiri dan semua makhluk, maka kita harus bertumpu pada sebuah metode untuk mencapai kebuddhaan terlebih dahulu.
Dijelaskan kembali bahwa kebahagiaan ada 4 jenis.
- Kebahagiaan pada kehidupan saat ini “saja”
- Kebahagiaan pada kehidupan saat ini (masih memungkinkan mengejar kebahagiaan yang lebih besar
- Kebahagiaan yang telah membebaskan diri dari samsara secara keseluruhan
- Kebahagiaan tertinggi dari pencapaian pencerahan lengkap sempurna
Sang Buddha menasehati pengikutnya untuk tidak semata-mata mengejar kebahagiaan pada kehidupan saat ini saja. Seseorang yang mengejar kebahagiaan pada kehidupan saat ini saja dikatakan memiliki tujuan paling kecil dan berpandangan sempit karena kehidupan kita tidak hanya sekali saja. Selanjutnya, seorang praktisi buddhis yang hanya mengejar kebahagiaan pada kehidupan mendatang dan tidak bisa melihat lebih jauh daripada ini, mereka dianggap sebagai praktisi dengan motivasi paling rendah/kecil. Dalam Buddhisme, seseorang yang mengejar kebahagiaan pada kehidupan saat ini tidak termasuk seorang praktisi buddhis yang sesungguhnya. Sebagai perbandingan, seseorang sebenarnya bisa mengejar kebahagiaan pada kehidupan saat ini, berikut kebahagiaan pada kehidupan mendatang. Jadi, aspirasi yang lebih tinggi adalah mengejar kebahagiaan pada kehidupan berikutnya, dan berikutnya lagi, berikutnya lagi, dan seterusnya. Aspirasi seperti ini jauh lebih berkembang daripada tujuan sempit orang pertama tadi.
Kategori praktisi buddhis selanjutnya memiliki ciri-ciri pemahaman yang lebih luas, mampu melihat adanya pencapaian pembebasan dari samsara secara keseluruhan, menyadari bahwa penderitaan akan selalu ada selama masih berada di samsara, menyadari diantara semua jenis klesha penyebab akar samsara adalah kebodohan batin, mencengkram keakuan yang bisa diatasi sepenuhnya dari batin makhluk. Praktisi Buddhis ini yang bertujuan untuk pembebasan dari samsara semata-mata karena yakin akar samsara dapat dihancurkan disebut dengan praktisi dengan motivasi menengah.
Kebodohan Batin bukan bagian intrinsik batin
Bagaimana sifat dari kebodohan batin kita ini? Mereka bukanlah bagian intrinsik batin kita. Faktor-faktor tersebut muncul karena didukung oleh faktor-faktor lainnya. Jadi, faktor-faktor negatif ini sesungguhnya hanya bersifat sementara, bukan sesuatu yang definitif atau pasti. Oleh sebab itu, kebodohan batin ini bisa dienyahkan dari batin kita. Buktinya, ada saat-saat kita bisa memiliki kebijaksanaan. Jika kebodohan batin merupakan bagian intrinsik atau tak terpisahkan dari batin kita, maka itu tidak sejalan dengan sifat batin yang bijaksana. Karena kita memang memiliki kebijaksanaan menyangkut objek-objek tertentu. Jadi, walaupun kita memang memiliki kebodohan batin, tapi kita juga memiliki kebijaksanaan. Oleh sebab itu, terbukti bahwa kebodohan batin bukanlah sesuatu yang tak terpisahkan dari batin kita.
Contoh nyata dapat kita lihat pada seorang anak kecil. Ketika mereka lahir, tentu akan membawa serta sifat kebodohan batinnya berkaitan dengan kemampuan membaca dan menulis. Tapi, seiring berkembangnya anak, ia belajar di sekolah, sehingga kebodohan batinnya dihilangkan sehubungan subjek-subjek tertentu. Ketika anak ini sudah belajar membaca dan menulis, secara bertahap ia mengatasi kebodohan batinnya terhadap kemampuan membaca dan menulis. Selanjutnya ia juga bisa mengatasi kebodohan batinnya pada subjek-subjek lain seiring dengan semakin banyaknya yang dipelajari. Jika kebodohan batin adalah bagian intrinsik, maka mustahil anak itu untuk mempelajari apapun.
Kategori Pembebasan Samsara
Pada dasarnya, pembebasan samsara dibagi menjadi dua sub-kategori. Pertama, mereka yang beraspirasi mencapai pembebasan samsara untuk tujuan pribadi. Artinya, makhluk yang hanya berkeinginan untuk mengatasi penderitaannya sendiri saja. Kedua mereka yang beraspirasi untuk mencapai pembebasan samsara untuk mengatasi penderitaan sendiri beserta penderitaan semua makhluk
Dari pembagian tersebut terbagilah Buddhisme menjadi dua jenis kendaraan
- Pratimoksayana, kendaraan pencapaian pembebasan pribadi
- Mahayana, kendaraan besar.
Jadi, penyebab samsara adalah
- Karma yang terkontaminasi, dan penyebabnya
- Klesha
Kategori karma sangat luas dan tidak semua karma merupakan penyebab samsara, karena karma tertentu berfungsi menghasilkan kebahagiaan. Diantara kategori karma tersebut, karma yang terkontaminasi klesha dan bersifat nonbajik lah sumber penderitaan muncul. Sedangkan karma bajik yang terkontaminasi klesha hanya menghasilkan kebahagiaan sementara.
Diantara sekian banyak klesha, terdapat tiga racun mental, yaitu
- kemelekatan,
- kemarahan, dan
- kebodohan batin
Jika kita telaah lebih mendalam, walaupun sebagian besar karma yang terkontaminasi klesha kemelekatan bersifat menjerumuskan kita ke alam rendah, tapi dalam kasus tertentu, kemelekatan ini dapat menginspirasi untuk kita berbuat bajik, terutama ketika mereka ingin terus mendapatkan kebahagiaan-kebahagiaan di alam tinggi. Namun tetap memang ada beberapa klesha seperti kemarahan atau kebencian yang menghasilkan karma-karma negatif yang menjerumuskan ke alam rendah.
Ketidaksabaran adalah kata lain dari kemarahan. Dari semua kilesa, kilesa kemarahan atau kebencian adalah yang paling berbahaya. Penting sekali bagi kita untuk melawan semua kilesa, tapi yang paling utama adalah kilesa kemarahan. Selanjutnya saya akan menjelaskan bagaimana melawan atau menerapkan penawar untuk berbagai kilesa yang disebutkan tadi, yaitu penawar-penawar untuk kilesa kemelekatan, kemarahan, dan seterusnya.
Sumber: Buku Transkrip “Mencapai Kebahagiaan Ilusi atau Realita” oleh Guru Dagpo Rinpoche
Anda dapat melihat karya Guru Dagpo Rinpoche lainnya disini
Anda dapat melihat artikel mengenai samsara lainnya disini