Apakah kita bisa menjadi Buddha?

Bisakah Kita menjadi Buddha?


Pada awalnya Buddha Sakyamuni bukanlah seorang Buddha. Beliau adalah seseorang manusia biasa, sama seperti kita sekarang ini. Tapi beliau mampu mengubah kebiasaan buruknya, dan dari situ beliau mampu mencapai Kebuddhaan. Di waktu yang lalu, calon Buddha Sakyamuni ini seorang manusia biasa seperti kita.

Tapi apa yang terjadi, calon Buddha ini kemudian bertemu dengan seorang Guru Spiritual. Guru Spiritual ini mampu mengajarkan Tahapan Jalan, yaitu Tahapan Jalan yang tanpa cela, Tahapan Jalan yang betul-betul agung. Setelah mendapatkan ajaran dari Guru-Nya, calon Buddha ini betul-betul mempraktikkan Tahapan Jalan, betul-betul membangkitkan kualitas-kualitas Tahapan Jalan di dalam batinNya. Ketika beliau membangkitkan kualitas-kualitas tersebut, beliau mampu mengatasi, bukan hanya kemelekatan pada kehidupan saat ini tapi juga mengatasi kemelekatan pada samsara secara keseluruhan. Ketika mengatasi kemelekatan pada samsara keseluruhan, itu berarti sudah membangkitkan apa yang disebut kualitas penolakan samsara. Beliau betul-betul tidak tahan berada di dalam samsara karena betul-betul memahami penderitaan di dalam samsara.

Dari situ kemudian calon Buddha tersebut mampu menerapkan pemahaman terhadap penderitaanNya sendiri yang diterapkan kepada penderitaan makhluk lain karena ketika kita memandang atau merenungkan kondisi makhluk lain, memang betul makhluk lain juga berada dalam kondisi yang sama, mereka juga mengalami penderitaan samsara yang sama. Ketika merenungkan penderitaan makhluk lain yang berada di dalam samsara secara sungguh-sungguh itulah yang kemudian membangkitkan welas asih kita kepada semua makhluk, dan kita berharap penderitaan semua makhluk bisa berakhir. Dari cinta kasih itu akan muncul pikiran unggul, dari pikiran unggul akan muncul bodhicitta atau niat untuk mencapai Kebuddhaan demi kebaikan semua makhluk.

Setelah beliau membangkitkan batin pencerahan, beliau kemudian melakukan latihan enam paramita untuk memurnikan arus batinnya sendiri. Beliau kemudian mencapai tingkat Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna. Setelah calon Buddha Sakyamuni pada akhirnya mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna, dimana berarti beliau sudah menghilangkan semua halangan, semua rintangan dan juga mencapai kemahatahuan, ketika itu beliau sudah sanggup untuk menolong semua makhluk. Dan ketika sudah mencapai Kebuddhaan, beliau memutar roda Dharma untuk waktu yang sangat lama sekali. Makhluk-makhluk yang mendapatkan ajaran Dharma dari Buddha Sakyamuni bisa menapaki jalan spiritual. Dengan mengajarkan Dharma seperti ini, beliau bisa memberikan manfaat kepada makhluk yang tak terhingga jumlahnya. Ketika itu Buddha telah menjadi sosok dimana kita bisa berlindung, dimana kita bisa mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada beliau.

 

Dikutip dari pembabaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche di Institute Ganden Ling, Veneux-les-Sablons, Perancis pada 26 Oktober 2013 – 05 November 2013.

Transkrip lengkap dapat dibaca dalam buku “Rasa Bakti pada Guru Jld. 1”

Baca juga: https://dagporinpoche.id/ajaran/tahapan-jalan/bodhicita/hakikat-kebuddhaan/