Tingkat-Tingkat Kebahagiaan
Tingkatan Kebahagiaan – Begitu kita sudah memahami bahwa halangan batin bukan merupakan aspek yang inheren atau menyatu pada batin, bukan sesuatu yang intrinsik atau melekat padanya, maka ketika itu kita benar-benar bisa menyadari adanya peluang atau kesempatan untuk membebaskan diri dari halangan-halangan tersebut untuk selama-lamanya, kesempatan untuk mencapai tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.
Dengan demikian, kita memiliki peluang untuk meraih tingkat batin yang sempurna. Ketika itu, semua kesalahan kita sudah disingkirkan dan semua kualitas positif kita sudah dikembangkan hingga pada tingkat yang paling sempurna. Ketika itu pulalah, kita sudah meraih kebahagiaan yang murni, yakni kebahagiaan yang tertinggi.
Tingkat kebahagiaan yang mampu diraih seseorang berbeda-beda, yaitu kebahagiaan yang diperoleh untuk:
- Kehidupan saat ini saja
- Kehidupan yang akan datang (masih dalam samsara)
- Kebahagiaan berupa pembebasan dari samsara
- Kebuddhaan
Di antara orang-orang yang pernah mendengarkan ajaran, barangkali ada yang bisa mencapai keempat jenis tingkatan kebahagiaan tersebut sekaligus pada kehidupan saat ini juga. Yang lain barangkali berada di tiga dari empat jenis tersebut. Yang lainnya mungkin dua. Sedangkan bagi mereka yang mampu mencapai jenis pertama tidak tergolong pencapaian yang berarti dan berharga. Seandainya seseorang hanya sanggup mencapai kebahagiaan jenis pertama, ia bukanlah seorang praktisi Dharma. Walaupun tentu saja kebahagiaan jenis pertama tetap bisa dicapai.
Selanjutnya, kebahagiaan tingkat kedua adalah kebahagiaan samsarik. Kebahagiaan ini juga bisa dicapai dan menjadi tujuan seorang makhluk, yakni kebahagiaan terlahir di alam-alam tinggi di dalam samsara. Namun, kita harus mengesampingkan kebahagiaan tingkat kedua ini. Orang yang mengejar kebahagiaan ini juga bukan termasuk praktisi dharma. Kenapa? Karena terlahir di alam bahagia dalam samsara bukan merupakan kebahagiaan sejati. Kadang-kadang kita bisa mendapatkan kelahiran di alam yang baik, tapi berikutnya kita mungkin terlahir di alam yang menyedihkan. Ketika terlahir di alam yang baik, barangkali kita bisa merasakan kebahagiaan hingga tingkat tertentu, tapi secara keseluruhan kebahagiaan samsarik adalah kebahagiaan yang tidak stabil dan tidak bisa diandalkan.
Penting sekali bagi kita semua di sini untuk yakin dan percaya bahwa semua makhluk, bukan hanya manusia, bukan hanya diri kita sendiri, memiliki peluang dan kemampuan untuk mencapai kebahagiaan tertinggi. Alasannya telah dijelaskan diawal, karena apa yang menghalangi kebahagiaan kita sekarang adalah sesuatu yang sifatnya sementara, muncul secara berkala, tidak hadir terus-menerus di dalam batin kita.
Sehubungan dengan kemungkinan dan peluang untuk mencapai kebahagiaan tertinggi, apakah itu bisa dicapai semua makhluk berdasarkan bentuk kehidupan yang sudah mereka dapatkan sekarang ini, apa pun itu bentuknya? Masalahnya itu tidak demikian. Karena bagi makhluk yang saat ini terlahir di tiga alam rendah, mereka tidak memiliki kebebasan untuk menciptakan sebab-sebab kebahagiaan sejati. Bagi makhluk yang saat ini terlahir di alam tinggi, baik alam tinggi berbentuk maupun tak berbentuk, mereka lebih mungkin dan lebih mudah untuk menciptakan sebab-sebabnya.
Bagi makhluk yang saat ini menderita di alam rendah, mereka tidak memiliki kebebasan untuk berupaya menciptakan sebab-sebab kebahagiaan tertinggi. Jadi, bagi makhluk-makhluk ini, mereka dikatakan “tidak bebas”, yaitu salah satunya ia tidak berada dalam kondisi bebas untuk mengatasi halangan-halangan batinnya.
Dikutip dari pembabaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche di Nantes, Prancis pada 30 Maret–1 April 2012
Transkrip lengkap dapat dibaca dalam buku “Kebahagiaan Universal, bagian 1”. Dapat ditemukan di sini.
Baca mengenai apa itu kebahagiaan disini