Retret Lamrim 2021: Berkah Dharma dari Sang Ayah Laksana Mentari untuk Indonesia
Sungguh anugerah yang luar biasa karena meskipun saat ini kita tengah dilanda pandemi, pengajaran Dharma dari Sang Ayah Laksana Mentari, Guru Dagpo Rinpoche, masih tetap dapat diikuti oleh peserta dari berbagai negara secara virtual seperti Tibet, Perancis, Belanda, Malaysia, dan tak terkecuali Indonesia. Berkat kebaikan hati para guru, sebanyak lebih dari 200 peserta asal Indonesia berkesempatan mengikuti retret Lamrim melalui Kadam Choeling Indonesia (KCI). Retret Lamrim tahun ini yang diselenggarakan melalui aplikasi Zoom berlangsung dari tanggal 3 hingga 14 Agustus 2021. Sesi pengajaran Dharma yang diikuti bagi peserta dari Indonesia terbagi menjadi 4 sesi, yaitu Enam Praktik Pendahuluan pada pukul 13.30-15.00 WIB, sesi pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche pada pukul 15.30-17.30 WIB, sesi meditasi pribadi pada pukul 19.00-19.45, dan sesi meditasi yang dibimbing oleh fasilitator dari KCI pada pukul 20.00-21.00 WIB.
Pada rangkaian retret kali ini, Guru Dagpo Rinpoche kembali mengingatkan kita mengenai pentingnya untuk merealisasikan topik bertumpu pada guru spiritual sebagai landasan dari seluruh praktik Dharma yang kita lakukan. Diiringi dengan kutipan dari guru-guru besar untuk memotivasi kita setiap memulai sesi pengajaran, Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan secara terperinci mengenai pentingnya mempraktikkan Enam Praktik Pendahuluan untuk memulai hari serta cara-cara bagi kita untuk dapat berbakti pada guru dengan baik. Selain itu, sesuai dengan tradisi pengajaran Lamrim, Beliau mengulang poin-poin garis besar Lamrim sebelum memasuki pembahasan topik dengan mendalam. Tidak hanya mengulang, Beliau juga memberikan penjelasan-penjelasan tambahan dari berbagai teks Dharma untuk memberikan para peserta gambaran yang lebih jelas. Misalnya, ketika menjelaskan tahapan-tahapan dalam Enam Praktik Pendahuluan, Guru Dagpo Rinpoche juga secara khusus menjelaskan mengenai tahapan untuk memvisualisasikan kehadiran Buddha ketika kita melantunkan doa-doa.
Secara khusus, dalam rangkaian retret kali ini, Guru Dagpo Rinpoche juga banyak membahas mengenai sejarah tradisi Biara Dagpo & guru-guru silsilah Lamrim berikut teladan mereka dalam berpraktik Dharma. Tradisi ini adalah tradisi istimewa yang harus kita pahami asal-mula silsilahnya, cara memeditasikannya, dan letak-letak perbedaannya. Meskipun sosok guru yang dijelaskan memang adalah guru-guru yang berasal dari Negeri Atap Dunia, Tibet, namun kita harus tetap memahami dan mempelajari hal ini dengan serius. Hal ini karena berkat guru-guru tersebutlah, ajaran Dharma masih tetap lestari dan sampai ke telinga kita hari ini. Di samping itu, sebagai orang Indonesia, kita juga seharusnya menumbuhkan rasa memiliki terhadap ajaran tersebut karena ajaran ini merupakan warisan ajaran bodhicitta dari guru besar Nusantara, Guru Suwarnadwipa Dharmakirti.
Selama retret pula, Guru Dagpo Rinpoche dengan welas asih membimbing para peserta untuk mengulas topik bertumpu mulai dari pendahuluan hingga penutup dan praktik-praktik yang bisa kita lakukan selama sesi meditasi dan selama sesi di antara meditasi. Mengingat para peserta tidak hanya berasal dari anggota Sangha monastik, tetapi juga para perumah tangga yang mungkin baru mengenal Lamrim, Beliau dengan sabar mengulangi topik ajaran yang telah dibabarkan pada permulaan sesi. Untuk membuat para peserta semakin memahami topik yang disampaikan, Guru Dagpo Rinpoche juga sering menggunakan perumpamaan-perumpamaan dan mengaitkan topik dengan situasi yang dialami oleh kita sehari-hari.
Selain itu, selama pengajaran, Guru Dagpo Rinpoche juga selalu mengingatkan kita akan poin-poin penting yang harus kita renungkan berikut instruksi-instruksi agar praktik Dharma kita semakin baik. Salah satu poin penting dan relevan dengan masa kini terkait dengan praktik yang dituturkan oleh Beliau misalnya, adalah mengenai pentingnya bagi kita untuk tidak hanya bertumpu pada ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin mutakhir memang sangat membantu kita dan memberi manfaat bagi keseharian, namun bertumpu pada ajaran Buddhalah yang sungguh-sungguh membawa manfaat bagi diri kita. Hal ini karena hanya Dharmalah yang sanggup membawa perubahan nyata bagi batin kita yang selalu mengembara. Guru Dagpo Rinpoche juga menambahkan bahwa bertumpu pada ajaran yang dimaksud ini dapat kita lakukan dengan mempelajari riwayat guru-guru silsilah ajaran dengan tepat. Alih-alih melihatnya hanya sebagai dongeng atau hiburan, riwayat guru terkait bagaimana guru melakukan praktik Dharma dalam hal belajar, merenung, dan meditasi haruslah kita renungkan dengan sungguh-sungguh. Hanya dengan cara demikianlah, kita bisa memperoleh ajaran yang dapat menyentuh hati kita.
Di samping sesi pengajaran yang berharga dari Guru Dagpo Rinpoche, di retret kali ini para peserta juga diajak untuk secara intens merenungkan dan memeditasikan Lamrim dengan bimbingan dari fasilitator KCI. Selama 1 jam, peserta didorong untuk mengingat kembali poin demi poin yang sudah disampaikan oleh Guru Dagpo Rinpoche guna membiasakan topik tersebut dalam batin.
Pada hari terakhir retret di tanggal 14 Agustus 2021, kita juga memperoleh kesempatan istimewa mengikuti upacara umur panjang untuk Guru Dagpo Rinpoche yang digelar oleh panitia retret dari Perancis dan pembangkitan bodhicitta. Upacara pembangkitan bodhicitta sungguh merupakan momentum yang sangat luar biasa sekaligus berkah bagi para peserta karena dibimbing langsung oleh seorang guru Dharma autentik dengan realisasi bodhicitta yang nyata seperti Guru Dagpo Rinpoche. Pada upacara ini, Guru Dagpo Rinpoche memberikan kita motivasi, pembabaran, berikut realisasi Beliau mengenai tekad bodhicitta. Beliau menjelaskan bahwa kondisi beruntung kita saat ini, seperti tidak terlahir di alam rendah dan bahkan bisa bertemu Dharma, sesungguhnya tidaklah lepas dari peranan makhluk-makhluk lain dalam hidup kita. Sebagaimana kita ingin senantiasa merasa bahagia, begitu pula semua makhluk yang sama-sama tidak ingin menderita. Atas dasar kebaikan yang telah kita terima dari semua makhluk yang pernah menjadi ibu-ibu kita di masa lampau, kita berupaya untuk mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna.
Di penghujung retret setelah Guru Dagpo Rinpoche memberkati para peserta dengan pembangkitan bodhicitta, Beliau juga mendoakan kita agar bisa menghargai semua makhluk dari lubuk hati kita terdalam, membebaskan mereka dari penderitaan hingga tuntas, dan mempersembahkan kebahagiaan tertinggi kepada mereka. Di akhir, satu pesan Beliau yang teramat berharga adalah sebuah pengingat bagi kita semua bahwa pencapaian Kebuddhaan di kehidupan saat ini adalah hal yang sangat mungkin untuk kita lakukan. Berhasil atau tidak tergantung pada diri kita masing-masing. Oleh karena itu, tidak seharusnya kita berputus asa dan berpangku tangan ketika kita telah memiliki kesempatan istimewa ini.
Terima kasih banyak kepada pihak penyelenggara yang telah memungkinkan peserta dari berbagai negara untuk memperoleh nektar Dharma dari Guru Dagpo Rinpoche. Ucapan terima kasih terbesar diberikan kepada Guru Dagpo Rinpoche, seorang guru yang telah menunjukkan teladan welas asih dan kebaikan hati kepada murid-muridnya tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga tindakan Beliau. Tanpa adanya kebaikan hati Beliau, meskipun Buddha sampai saat ini tengah bekerja untuk kita pun, kita tidak akan pernah bisa memperoleh Dharma. Semoga retret Lamrim kali ini bisa semakin memecut semangat para peserta untuk berpraktik Dharma demi semua makhluk. Semoga yang belum bisa mengikuti retret kali ini juga dapat menumbuhkan motivasi yang sama.
Leave a Reply