Berita

Dagpo Rinpoche's teaching

Public Talk Guru Dagpo Rinpoche: Empat Kemuliaan Tanpa Batas

Pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche, 23-24 April 2022

Menjelang akhir April ini, Guru Dagpo Rinpoche kembali mengadakan pengajaran Dharma atas permohonan komunitas murid-murid Beliau di Swiss. Pada kesempatan baik ini, pengajaran Dharma dibawakan dengan tajuk “Empat Kemuliaan Tanpa Batas”. Sesi pengajaran yang dilakukan selama dua hari ini membahas mengenai pentingnya mengembangkan Empat Kemuliaan Tanpa Batas beserta cara-cara yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkannya dalam batin kita.

Sabtu, 23 April 2022

Sesi pengajaran Dharma dibuka dengan pembangkitan motivasi bajik yang dibimbing oleh Guru Dagpo Rinpoche. Saat ini, kita amat beruntung karena terlahir sebagai manusia. Secara khusus, kelahiran kita amat istimewa karena kita bisa bertemu dengan Buddhadharma. Hanya dengan kondisi inilah kita mampu memastikan kita memperoleh kondisi dan situasi yang dibutuhkan agar kelak bisa terlahir kembali sebagai manusia yang berharga. Berbeda halnya dengan kelahiran sebagai hewan, manusia dilengkapi dengan kecerdasan tertentu sehingga batin kita bisa dilatih untuk memahami hal bajik dan hal yang tidak bajik. Sebelum memulai sesi, Guru Dagpo Rinpoche juga mengingatkan pentingnya untuk mengondisikan batin yang bajik saat mendengarkan Dharma dan memastikan hal tidak bajik seperti kemarahan, kesombongan, dan kekikiran tidak muncul. 

Hari pertama pengajaran dibuka dengan penjabaran mengenai Empat Kemuliaan Tanpa Batas yang terdiri dari keseimbangan tanpa batas, cinta kasih tanpa batas, welas asih tanpa batas, dan mudita tanpa batas. Guru Dagpo Rinpoche pertama-tama menjelaskan mengenai pentingnya membangkitkan keseimbangan batin tanpa batas. Hal ini karena, keseimbangan batin tanpa batas adalah dasar bagi terbentuknya ketiga kemuliaan tanpa batas lainnya. Tanpa keseimbangan batin terhadap semua makhluk, akan sulit bagi kita untuk bisa benar-benar membangkitkan cinta kasih, welas asih, dan mudita yang tulus. 

Keseimbangan Tanpa Batas

Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa kita sering kali membeda-bedakan makhluk lain. Kita melekat terhadap sebagian makhluk dan menolak terhadap sebagian lainnya. Sikap seperti ini akan membuat kita tidak bisa memberikan kebahagiaan bagi semua makhluk sebab kita memilih makhluk mana yang mau kita tolong dan tidak. Ketidaksetaraan ini juga membuat kita kadang-kadang ingin mempersembahkan kebahagiaan yang lebih tinggi kepada makhluk lain. Padahal, dalam perjalanan kita mencapai Kebuddhaan lengkap sempurna, tujuan kita adalah memberikan kebahagiaan bagi semua makhluk tanpa terkecuali. Selama kita masih pilih kasih, kita akan terus membangkitkan kemelekatan terhadap makhluk lain dan kebencian terhadap sebagian lainnya. Ini akan menjadi sebab kita terus menerus berputar di samsara.  

Untuk mencegah hal ini, Guru Dagpo Rinpoche menerangkan bahwa kita bisa melakukan meditasi terhadap tiga jenis objek. Kita hadirkan tiga jenis objek: makhluk yang kita sukai, tidak kita sukai, dan netral. Setelahnya, kita periksa batin kita untuk melihat cara kita menanggapi orang-orang ini. Umumnya, kita akan merasa senang ketika melihat orang yang kita suka, benci saat melihat orang yang tidak kita sukai, dan netral terhadap orang-orang yang tidak kita kenal. Guru Dagpo Rinpoche lalu mengajak kita untuk lebih jauh memikirkan alasan mengenai perbedaan sikap ini. 

Biasanya, orang-orang yang kita sukai ialah mereka yang kita anggap telah menolong kita seperti keluarga, kerabat, dan sahabat. Sementara, orang-orang yang tidak kita sukai adalah mereka yang kita anggap memiliki perbedaan pendapat dengan kita, tidak akur, menyakiti, dan membahayakan kita, serta terlibat dalam kondisi yang tidak baik seperti bertengkar dengan kita atau melontarkan kata-kata yang buruk. Berbeda lagi dengan orang yang tidak kita kenal. Tidak ada perasaan khusus yang muncul karena ketidaktahuan kita membuat kita acuh tak acuh pada mereka. Pada akhirnya, timbullah kemelekatan, kebencian, dan ketidaktahuan terhadap ketiga objek ini. 

Guru Dagpo Rinpoche menasihati bahwa kita seharusnya berupaya menghentikan hal ini demi kebaikan kita sendiri. Hubungan apapun itu, baik ataupun buruk, bisa berubah. Hal ini karena hubungan adalah kondisi yang bersifat sementara. Orang yang kita sukai suatu saat bisa berubah menjadi orang yang tidak kita sukai. Begitu pula sebaliknya. 

Mengutip perkataan Acharya Shantidewa: “Seseorang yang mendengar namanya saja kita takut akan berubah jadi orang yang tanpa dirinya kita tidak sanggup bertahan.” Tidak ada orang di dunia ini yang tidak pernah menjadi musuh kita, begitu pula yang tidak pernah menjadi sahabat kita. Dengan kondisi ini, maka tidak ada alasan sama sekali bagi kita untuk membangkitkan kemelekatan maupun kebencian pada orang-orang tertentu. Orang yang kita benci saat ini telah memberikan manfaat yang besar pada kehidupan lampau yang tak terhingga. Jadi, tak tepat jika kita membenci hanya karena satu momen di kehidupan ini. Dengan cara ini, kita bisa berupaya untuk mengatur perasaan kita dan membangkitkan dalam diri kita sebuah batin yang seimbang kepada semua makhluk. 

Hal penting lainnya terkait dengan pembangkitan keseimbangan batin tanpa batas adalah terkait dengan cara kita memandang diri kita. Guru Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa kita bisa mulai dengan sebuah perenungan terhadap eksistensi kita sebagai manusia. Kita bergantung dari skandha-skandha kita. Kita bukanlah unsur api, air, tanah, angin, kesadaran, maupun ruang. Namun, jika kita mengenyahkan itu semua, kita tidaklah eksis. Hal ini menjelaskan bahwa kita hanya bisa eksis karena bergantung terhadap unsur-unsur pembentuk. Akan tetapi, karena ketidaktahuan dalam batin kita, kita merasa diri kita eksis dengan sendirinya sehingga ada ‘aku’ di dalam diri kita. Dengan cara pandang ini, kita memisahkan antara ‘aku’ dengan pihak lain sebagai dua kubu. Bagi mereka yang berada di kubu ‘aku’ atau ‘milikku’, kita membangkitkan kemelekatan. Sementara, bagi mereka yang tidak satu pihak dengan ‘aku’, kita membangkitkan kebencian. Jika kita bisa menurunkan ke-’aku’-an dalam diri kita, maka pemisahan kubu akan melemah. Kita pun bisa mengurangi kemelekatan dan kebencian kita.

“Semua klesha bisa muncul karena adanya pandangan tentang aku.”

-Arya Chandrakirti

Jika kita bisa menyadari hakikat kesalingbergantungan diri kita dan makhluk lain, kita akan memahami bahwa objek yang membuat kita melekat maupun benci sesungguhnya tidak berdiri sendiri. Maka dari itu, kemarahan maupun kemelekatan pun tidak muncul. Guru Dagpo Rinpoche mengajak kita semua untuk berupaya memeditasikan ketiga objek dan menyadari masing-masing perasaan yang muncul dari ketiga objek tersebut. Setelah menyadari bahwa perasaan tersebut hadir karena kondisi yang sementara, kita dapat mencoba lanjut mengembangkan cinta kasih tanpa batas.

Para peserta Public Talk Guru Dagpo Rinpoche

Minggu, 24 April 2022

Pada hari kedua pengajaran Dharma, Guru Dagpo Rinpoche kembali membuka sesi dengan mengajak kita merenungkan kutipan dari Arya Chandragomin mengenai pentingnya menarik manfaat sebesar-besarnya dari kelahiran kita kali ini. Kita harus merenungkan bahwa meskipun sama-sama terlahir sebagai manusia, tidak ada kondisi yang persis sama. Saat ini, kita sangat beruntung bisa bertemu dengan Buddhadharma sehingga bisa menemukan cara melepaskan diri dari kelahiran di alam rendah. Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas kesempatan ini dan mendoakan semua makhluk agar bisa memperoleh hal ini.

Lebih lanjut, Guru Dagpo Rinpoche juga menjelaskan bahwa meskipun di dunia ini banyak orang pintar seperti para cendekiawan, belum tentu mereka mengetahui cara-cara untuk bisa terlahir kembali di alam yang baik. Ada banyak sekali perkembangan, pengetahuan, dan ketrampilan luar biasa di dunia ini. Namun, jika tidak mendapatkan ajaran Buddha, maka tak ada jaminan bahwa kita bisa terbebas dari kelahiran di alam rendah. 

Banyak orang berkemampuan tinggi dilengkapi dengan fasilitas tinggi bisa mengamati materi-materi eksternal, namun belum tentu bisa mengamati batin sendiri dengan baik. Mengetahui kesalahan dan kekurangan yang ada dalam batin, lalu menunjuk kesalahan yang bisa menimbulkan penderitaan bagi batin kita sendiri adalah hal yang terpenting. Ajaran Buddha tidak hanya bisa membimbing kita mengenai hal ini, tetapi juga memberi tahu kualitas yang dibutuhkan untuk bisa mencapai kebahagiaan terunggul bukan hanya saat ini saja, tapi juga untuk kehidupan-kehidupan mendatang. Peluang ini sudah ada di tangan kita dengan kondisi sekarang. Oleh karena itu, kita harus bisa memastikan kondisi ini berkelanjutan supaya kita bisa selalu mendapat kesempatan untuk bertemu ajaran Buddha dan melakukan studi, perenungan, dan meditasi.

Keseimbangan Tanpa Batas

Dengan motivasi demikian, pengajaran kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Empat Kemuliaan Tanpa Batas. Guru Dagpo Rinpoche kembali memulai pembahasan mengenai keseimbangan batin tanpa batas. Dalam mengembangkan keseimbangan batin tanpa batas, kita secara bertahap memulainya dengan memilih orang-orang yang netral sebagai objek pertama. Setelah kita sanggup membangkitkan perasaan netral yang diperkuat, barulah kita bisa menghilangkan kemelekatan dan kebencian kepada teman dan musuh. 

Kita juga dapat memeditasikan kemelekatan dan kebencian melalui dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang makhluk hidup, kita semua sama-sama ingin bahagia dan tidak ingin menderita. Maka dari itu, tidak pantas jika kita menganggap seseorang lebih dekat dengan kita dan hanya menolong mereka sementara menganggap yang lainnya lebih jauh dan tidak menolong mereka. Kedua, dari sudut pandang diri sendiri, kita bisa melihat bahwa jika kita terus-menerus dilahirkan kembali sejak waktu yang tak bermula, maka semua makhluk pernah menjadi teman dan musuh kita berulang kali dalam kehidupan yang tak terhingga. Oleh karena itu, kepada siapa kita harus melekat jika semua orang pernah menjadi musuh kita dan kepada siapa kita harus membenci jika semua orang pernah menjadi teman kita? Kita semua pernah saling bermusuhan dan membunuh satu sama lainnya. Teman bisa berubah menjadi musuh dan musuh bisa berubah menjadi teman. Oleh karena itu, kita seharusnya menghentikan baik kebencian maupun kemelekatan.

Cinta Kasih Tanpa Batas

Guru Dagpo Rinpoche lalu kembali melanjutkan penjelasan mengenai cinta kasih tanpa batas. Dalam membangkitkannya, kita bisa memulainya dengan pertama-tama memikirkan bahwa makhluk hidup tidak memiliki kebahagiaan apapun, baik yang tercemar maupun tidak tercemar. Dengan alami, akan timbul rasa menginginkan kebahagiaan untuk mereka. Sambil membangkitkan perasaan tersebut, kita mengingat berbagai bentuk kebahagiaan yang kita miliki dan kita persembahkan kepada semua makhluk. Kita berdoa agar mereka tidak terpisahkan dari kebahagiaan dan mendapatkan kebahagiaan tersebut. Lalu, secara khusus, kita beraspirasi untuk mengambil tanggung jawab agar mereka bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut. 

Kemudian, kita memancarkan cinta kasih dan doa ini secara berurut kepada orang-orang yang kita sukai, orang-orang netral, musuh, dan terakhir menggabungkan semuanya menjadi satu sebagai semua makhluk. Guru Dagpo Rinpoche juga menjelaskan bahwa dewasa ini, banyak yang mengenakan kalung dan jimat untuk melindungi diri. Padahal, dengan memeditasikan cinta kasih, kita akan mendapatkan perlindungan terunggul. Potensi kebahagiaan yang dihasilkan dari momen mendoakan kebahagiaan makhluk lain dengan sikap cinta kasih amat besar.

Setelah merampungkan penjelasan mengenai cinta kasih tanpa batas, Guru Dagpo Rinpoche memberikan penjelasan tentang welas asih tanpa batas. Objek dari welas asih tanpa batas adalah para makhluk hidup yang mengalami kesengsaraan dari ketiga jenis penderitaan. Kita berpikir betapa menyenangkannya jika para makhluk bisa terbebas dari penderitaan dan kita akan memastikan bahwa mereka terbebas dari penderitaan. 

Welas Asih Tanpa Batas

Dalam mengembangkan welas asih tanpa batas, kita melakukannya terhadap orang yang kita sukai, orang netral, dan terakhir kepada musuh. Jika kita bisa mengembangkan welas asih tanpa batas yang sama kepada orang yang kita suka dan tidak kita sukai, kita dapat memperluasnya kepada semua makhluk. Kita juga harus merenungkan penderitaan kita sendiri agar bisa memahami penderitaan makhluk lain. Dengan begini, barulah kita bisa mengembangkan welas asih tanpa batas. 

Welas asih tanpa batas ini yang kemudian akan menjadi akar bagi pembangkitan bodhicitta, pintu masuk ajaran Mahayana. Guru Dagpo Rinpoche juga menjelaskan mengenai tolok ukur pengembangan kualitas ini. Mengutip penjelasan dari Guru Kamalasila, jika secara spontan timbul rasa ingin melenyapkan penderitaan semua makhluk seperti seorang ibu yang tidak ingin anaknya menderita, maka kualitas ini telah kita capai. 

Nasihat Guru Dagpo Rinpoche

Terakhir, Guru Dagpo Rinpoche berpesan kepada kita semua untuk terus meningkatkan pemahaman kita terhadap kesunyataan. Guna terus berkembang, kita juga harus mempertahankan bodhicitta dalam meditasi yang kita lakukan dan sebisa mungkin mengembangkannya sedikit demi sedikit setiap hari. Kita juga dianjurkan untuk melakukan perenungan terhadap masing-masing dari Empat Kemuliaan Tanpa Batas. Biarpun pendek, perenungan ini sebaiknya dilakukan setiap hari agar kita bisa mendapatkan pengalaman nyata dari perenungan tersebut. 

Pengajaran Dharma ini kemudian ditutup dengan doa dedikasi bersama Guru Dagpo Rinpoche. Pelimpahan jasa kebajikan dan dedikasi dilakukan dengan mendoakan agar semua ajaran Buddha bisa bertahan untuk selama-lamanya dan tersebar ke seluruh penjuru alam semesta. Semoga para guru spiritual dan praktisi Dharma bisa memiliki kehidupan berumur panjang dan aktivitas mereka tersebar luas ke seluruh semesta. Tak lupa, Guru Dagpo Rinpoche juga mengajak kita untuk mendedikasikan kebajikan dari mendengar ajaran Dharma ini agar semua penyakit bisa disembuhkan, perang bisa berhenti, dan semua makhluk bisa memiliki kondisi unggul untuk segera merealisasikan Tahapan Jalan hingga meraih pencerahan.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *