Berita

Membaca Pesan Dagpo Rinpoche

Membaca Pesan Dagpo Rinpoche

Oleh Maria Hartiningsih dan Nina Susilo

Kompas, 11 Januari 2012

Kiamat akan terjadi suatu hari, tetapi tak ada yang tahu kapan waktunya. Buddhisme tak menyebut tahun 2012, tak ada prediksi atau apa pun. Begitu diungkapkan Dagpo Rinpoche (80), Guru Buddhisme Tibet yang sangat dihormati.
“Dunia akan menjadi lebih baik tahun 2012 kalau kemarahan dan keserakahan berkurang,” ujarnya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.
Ditemui di sebuah rumah di bilangan selatan Jakarta, suatu pagi pekan lalu, Lobsang Jampel Jhampa Gyatso—nama lengkapnya—didampingi Rosemary Patton, penerjemah sekaligus muridnya sejak tahun 1980-an.
Ia menerima kami dengan hangat dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia menjawab pertanyaan kami dalam bahasa Tibet, dengan sesekali menambahkan terjemahan Rosemary dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Rinpoche, dalam bahasa Tibet artinya ‘Yang Mulia’, ditambahkan di belakang nama seorang guru dalam tradisi Buddha yang mengalami pencapaian luar biasa.
“Masalah terbesar saat ini adalah keserakahan. Banyak orang mengumbar keinginan, terlalu egoistis, hanya memikirkan diri sendiri, kelompok sendiri, bangsa sendiri,” ujarnya.
Keserakahan menyebabkan perebutan kekuasaan dan upaya mempertahankannya dengan cara apa pun. Padahal, satu-satunya jalan bagi mereka yang berada di puncak adalah turun. Kekuasaan tidak abadi. Meski begitu, tak mudah memberikan pemahaman itu kepada mereka yang berkuasa, kecuali mereka mengalami persoalan besar dan mulai berpikir apa yang terjadi.
Ia mengingatkan, “Keserakahan membuat orang tidak bahagia karena tak ada yang benar-benar bisa memuaskan. Selalu mau lebih dan lebih tak pernah ada batasnya. Anda akan terus khawatir dan menderita.”
Keserakahan bersama kemarahan dan kebodohan batin adalah racun mental, penyebab berbagai persoalan besar di dunia, seperti perang dan ketidakadilan.

Sumber kebahagiaan

Menurut Dagpo Rinpoche, setiap orang menginginkan kebahagiaan dan menghindari penderitaan, tetapi tak tahu caranya. “Banyak yang mengira, dengan menumpuk kekayaan dan menguasai yang lain, mereka bisa bahagia. Sebenarnya itu adalah kualitas buruk dalam diri dan hasilnya adalah masalah bagi diri sendiri.”
Meski begitu, bukan berarti kekayaan dan kekuasaan adalah hal tabu, tetapi kebahagiaan tak bisa disandarkan pada apa pun yang bersifat material, apa pun wujudnya.
Kebahagiaan ditemukan secara perlahan seiring peningkatan kualitas baik di dalam diri, seperti kesabaran, pengertian, penghargaan, cinta, welas asih, dan meminimalkan faktor mental yang mengganggu, termasuk kecemburuan, iri hati, dan ketidakpedulian. Latihannya seumur hidup, “Karena tingkat pencapaian berbeda-beda, tergantung seberapa besar kehendak melakukannya.”
Ia melihat kondisi masyarakat tidak begitu kondusif karena cenderung lebih keras, lebih kompetitif, dan berhasrat besar menguasai yang lebih lemah. “Akan tetapi, manusia adalah makhluk paling mulia yang memiliki kpasitas jauh lebih baik untuk mencapai kebahagiaan.”
Menurut Rinpoche, kebahagiaan dipahami bersamaan dengan pemahaman mengenai akar penderitaan, yaitu “ego” atau pandangan keliru tentang diri. Adalah suatu keutamaan kalau mau terus berlatih memahami nir-ego atau selflessness; bagaimana sebenarnya diri ini ada dan mengada, disertai kemampuan mengontrol pikiran.
“Mari mengembangkan sikap altruisme,” begitu ajakan Dagpo Rinpoche. Dalam Buddhisme, altruisme didefisiniskan sebagai batin pencerahan atau dalam bahasa Sanskerta, Bodhicitta.
Berbuat bajik dan melakukan hal-hal yang memberi manfaat bagi semua makhluk hidup adalah jalan menuju kebahagiaan. Itulah prinsip etika hidup. Ia berpesan, “Mari meningkatkan sikap dan tingkat laku lebih menghargai, lebih mencintai, dan lebih welas asih terhadap sesama dan semua makhluk hidup.”

Share this post

Comment (1)

  • A WordPress Commenter Reply

    Hi, this is a comment.
    To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
    Commenter avatars come from Gravatar.

    July 31, 2018 at 8:48 am

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *