4 Kapasitas Makhluk dalam Buddhisme
Ada berbagai jenis tahapan dan kapasitas berbeda pada setiap makhluk; ada yang lebih kecil, ada yang lebih besar. Kita bisa membagi kapasitas makhluk ke dalam 4 kategori: yang paling kecil atau paling awal; yang lebih maju dari yang pertama; yang lebih maju dari yang kedua; dan terakhir, yang paling tinggi di antara semuanya. Bagaimana penjelasan keempat kapasitas ini?
Praktisi Motivasi Kecil – Kecil
Kategori pertama adalah individu yang memiliki kapasitas yang sangat terbatas sekali, yaitu mereka yang hanya bisa memikirkan kebahagiaan pada kehidupan saat ini saja. Mereka hanya menginginkan kebahagiaan pada kehidupan saat ini dan tak mampu berpikir di luar itu. Mereka tak sanggup berpikir untuk menghindari penderitaan di luar penderitaannya saat ini.
Kita bisa mengamatinya pada orang-orang di sekeliling kita. Ada banyak sekali orang di sekeliling kita yang hanya terpaku pada kebahagiaan saat ini; mereka yang giat mencari kekayaan, ketenaran dan reputasi, serta yang melakukan segala sesuatu sebaik-baiknya dalam kehidupan saat ini. Mereka tak bisa berpikir lebih jauh dari semua tetek-bengek ini. Mereka tak terpikir untuk menghindari penderitaan. Pikiran mereka terbatas semata-mata pada urusan duniawi yang fana.
Ini adalah sesuatu yang mudah kita amati, karena ada begitu banyak orang yang berperilaku seperti itu di sekeliling kita. Namun, kita tentunya juga bisa mengamati diri sendiri. Kita bisa menilai atau mengamati apakah kita sendiri juga hanya punya cakupan pikiran yang sangat pendek dan terbatas, yang hanya memikirkan kebahagiaan saat ini saja. Jika jawabannya ya, berarti kita masuk pada kategori pertama, kategori terendah. Tentu saja, kita semua harus bekerja untuk menyokong kehidupan kita. Di sini, yang ingin saya tekankan adalah: walaupun aktivitas yang kita lakukan adalah pekerjaan sehari-hari untuk menopang kehidupan ini, tetapi alasan atau motivasi di baliknya bisa berbeda-beda. Sebagai contoh, kita bisa melakukan pekerjaan semata-mata demi kebahagiaan pada kehidupan saat ini saja, atau bisa juga ada alternatif lain. Misalnya, kita memang bekerja untuk menyokong hidup kita, namun cakupan pikiran kita sudah melampaui kehidupan saat ini, sudah melampaui aksi mengejar kebahagiaan pada kehidupan saat ini saja. Singkatnya, menurut ajaran Buddha, orang-orang yang mengejar kebahagiaan pada kehidupan saat ini saja dan tak bisa berpikir lebih jauh dari itu tidak termasuk ke dalam kategori praktisi Buddhis.
Praktisi Motivasi Kecil – Menengah
Berikutnya, ada orang yang memiliki cara berpikir yang berbeda. Tentu saja, cara berpikir seseorang itu senantiasa berubah. Kita tak bisa berkata bahwa satu orang hanya memiliki satu cara berpikir setiap saat. Kesadaran orang berubah-ubah, dan kesadaran pada satu momen akan berubah pada momen berikutnya, bahkan menjelang saat kematian. Dengan demikian, kita bisa memahami bahwa batin kita merupakan rangkaian atau pun kesinambungan dari kesadaran yang satu ke kesadaran berikutnya, satu momen kesadaran ke momen kesadaran berikutnya. Pada saat menjelang kematian, satu kesadaran ini kemudian berlanjut ke kesadaran berikutnya di kehidupan mendatang. Misalnya, ketika seseorang tak hanya memikirkan kebahagiaan pada kehidupan saat ini, melainkan juga kebahagiaan pada kehidupan mendatang, maka orang ini sudah memiliki cakupan pikiran yang jauh lebih tinggi ketimbang kategori pertama. Mengapa? Karena ia sudah mampu memajukan cara berpikirnya melebihi cakupan kehidupan saat ini.
Berdasarkan jangkauan cara berpikir, kategori kedua merupakan cara berpikir yang sudah lebih maju daripada kategori pertama. Orang dalam kategori ini berpikir, “Memang akan sangat baik kalau saya mendapatkan kebahagiaan pada kehidupan saat ini, namun bagaimana dengan kebahagiaan pada kehidupan mendatang? Setelah kehidupan saat ini berakhir, saya akan lanjut ke kehidupan mendatang. Tentu saja, saya harus bisa memikirkan dan memastikan kebahagiaan pada kehidupan mendatang.” Dengan demikian, kategori kedua sudah lebih maju sedikit daripada kategori pertama. Mereka menginginkan kebahagiaan pada kehidupan mendatang, meski yang disasar masih kebahagiaan di dalam samsara. Singkatnya, kategori kedua adalah orang yang menginginkan kebahagiaan pada kehidupan mendatang dan mempraktikkan cara-cara ataupun metode untuk memastikan perolehan kebahagiaan tersebut.
Jadi, untuk sekadar mengulas kembali, kategori pertama adalah orang yang cara berpikirnya hanya terbatas pada kehidupan saat ini saja. Ini merupakan cara berpikir yang sangat pendek, yang hanya mencakup maksimal 80 tahun, 90 tahun, ataupun jika beruntung, 100 tahun. Mereka tak bisa berpikir di luar kebahagiaan saat ini, dan karenanya pemikiran mereka sangat sempit. Berikutnya adalah kategori kedua, yang cakupan pikirannya jauh lebih panjang karena mencakup kehidupan yang lebih panjang daripada kehidupan saat ini. Kategori ini tak hanya menginginkan kebahagiaan saat ini, tetapi juga kebahagiaan pada kehidupan mendatang. Akan tetapi, bukan berarti bahwa mereka yang masuk kategori kedua sudah memastikan kebahagiaan pada kehidupan berikutnya. Mereka masih harus mempraktikkan cara-cara yang dapat memastikan perolehan kebahagiaan tersebut. Apa pun itu, patut diingat bahwa kebahagiaan pada kehidupan mendatang masih merupakan kebahagiaan di dalam samsara. Dengan demikian, kita sudah melihat dua kategori cakupan cara berpikir, dengan kategori kedua sebagai cakupan yang sudah lebih luas. Orang di kategori kedua ini sudah bisa digolongkan sebagai praktisi Buddhis, atau praktisi motivasi kecil. Motivasi kecil ini sudah lebih maju daripada kategori pertama karena yang pertama bukan merupakan praktisi sama sekali. Kategori pertama dijuluki ‘orang duniawi’ karena mereka hanya sepenuhnya memikirkan kehidupan fana ini, sehingga tak termasuk ke dalam kategori praktisi Buddhis.
Praktisi motivasi Menengah
Ada kategori berikutnya, yaitu cara berpikir yang jauh lebih luas dibandingkan dua kategori sebelumnya; ini adalah kumpulan orang yang memiliki cara berpikir yang baik sekali, yang kira-kira seperti ini, “Walaupun saya meraih kebahagiaan dalam bentuk kelahiran tinggi di dalam samsara dan meraih serangkaian kelahiran yang baik di dalam samsara yang tak terputus, tetapi saya tak berada dalam posisi yang aman. Selama klesha masih bercokol dalam batin saya, selama itu pula saya belum bebas dari klesha; di bawah pengaruhnya, cepat atau lambat saya pasti akan menciptakan karma untuk terlahir kembali atau jatuh ke alam rendah. Cepat atau lambat saya pasti akan jatuh dari rangkaian kelahiran yang baik di dalam samsara. Risiko untuk mengalami penderitaan di alam rendah masih amat besar. Oleh sebab itu, akan sangat baik, jauh lebih baik kalau saya bisa bebas dari semua klesha ini. Dengan kata lain, alangkah baiknya kalau saya bisa bebas dari semua bentuk penderitaan samsara dan mencapai tingkat kebahagiaan yang jauh lebih stabil.”
Kita bisa melihat betapa cara berpikir kategori ketiga ini sudah jauh melampaui kategori sebelumnya. Ia sama sekali menolak penderitaan samsara secara keseluruhan. Kebahagiaan yang diinginkan oleh kategori ketiga ini pun jauh lebih luas, yaitu suatu tingkat kebahagiaan yang tak lagi bisa merosot atau menurun. Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa cara berpikir kategori ketiga ini benar-benar jauh lebih luas dibandingkan dua kategori sebelumnya. Hal ini terkait aspirasi yang diinginkan olehnya, yaitu pembebasan dari samsara atau pencapaian nirwana. Orang dengan pola pikir macam ini disebut sebagai praktisi motivasi menengah, yang tingkatannya tentu lebih tinggi ketimbang praktisi motivasi kecil. Pada dasarnya, kategori ketiga memahami bahwa sifat dasar samsara adalah menderita. Selama kita masih berada di dalam samsara, tak ada harapan bagi kita untuk mencapai kebahagiaan.
Oleh sebab itu, kategori ketiga ingin benar-benar bebas dari samsara dengan cara mencapai pembebasan pribadi atau nirwana pribadi, dan aspirasi mereka sangatlah kuat. Meski merupakan cara berpikir yang sudah sangat luas, kategori ketiga belumlah menjadi kategori tertinggi. Mengapa? Karena mereka hanya ingin mengakhiri penderitaan pribadi. Mereka ingin mencapai pembebasan dari samsara hanya untuk dirinya sendiri saja, atau dengan kata lain, mencapai nirwana pribadi.
Praktisi Motivasi Agung
Dengan demikian, masih ada cara berpikir yang lebih luas daripada kategori ketiga, yaitu kategori keempat, yang tak hanya memikirkan kebahagiaan diri sendiri yang ingin bebas dari penderitaan samsara secara keseluruhan, namun juga ingin mencapai pembebasan dari samsara demi semua makhluk. Orang di kategori ini ingin mencapai kebahagiaan sejati demi semua makhluk, bukan hanya diri sendiri. Landasan motivasi yang demikian adalah kebijaksanaan agung dan welas asih agung bahwa kita tak sendirian di dalam samsara ini. Kita dan semua makhluk sama-sama ingin bahagia dan tak ingin menderita.
Kita dan semua makhluk sama-sama tak ingin mengalami penderitaan samsara. Di sisi lain, kita bisa memahami bahwa kita dan semua makhluk sebenarnya memiliki koneksi yang sangat kuat, hubungan yang kuat sekali, berhubung semua makhluk pernah menjadi ibu-ibu kita yang terkasih, ibu-ibu yang telah menunjukkan kebaikan hati yang sangat besar pada kita. Jadi, penderitaan kita dengan penderitaan semua makhluk merupakan hal yang sama, dan kebahagiaan kita dengan kebahagiaan mereka adalah tujuan bersama yang harus kita capai. Dengan demikian, kategori keempat bertekad untuk mengatasi penderitaan diri sendiri berikut penderitaan semua makhluk, serta menuntun mereka mencapai kebahagiaan tertinggi.
Kategori keempat merupakan kumpulan orang yang tak hanya ingin mencapai kebahagiaan pribadi, tetapi juga kebahagiaan semua makhluk, tak hanya ingin mengatasi penderitaan pribadi, tetapi juga penderitaan semua makhluk. Mereka tak tahan melihat semua makhluk masih harus menderita, sehingga mereka pun mengambil tanggung jawab pribadi untuk memastikan terhentinya penderitaan semua makhluk dan tercapainya kebahagiaan tertinggi mereka. Demi mencapai kedua tujuan mulia ini, tentu saja mereka harus menyempurnakan diri sendiri dengan mencapai atau beraspirasi mencapai Kebuddhaan. Tingkatan Kebuddhaan ini dicapai dengan aspirasi ingin mempersembahkan kebahagiaan tertinggi kepada semua makhluk. Inilah kategori tertinggi, dan orang di dalamnya disebut sebagai praktisi motivasi agung.
Semua cara berpikir inilah yang memunculkan istilah 3 jenis praktisi, yaitu praktisi motivasi kecil (cara berpikirnya terbatas pada kebahagiaan di dalam samsara atau kebahagiaan pada kehidupan mendatang di dalam samsara), praktisi motivasi menengah (bertujuan untuk mencapai pembebasan dari samsara secara keseluruhan atau mencapai pembebasan pribadi atau nirwana pribadi), dan praktisi motivasi agung (cara berpikirnya mencakup semua makhluk dan mereka beraspirasi mencapai Kebuddhaan demi kebahagiaan semua makhluk).
Dikutip dari pembabaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta, Indonesia, tanggal 20 -21 Desember 2014.
Transkrip lengkap dapat dibaca dalam buku “Lamrim Intisari Tripitaka.”
Buku fisik ini dapat didapatkan di sini. Tersedia juga dalam bentuk ebook di sini.