Akibat 10 Karma Hitam


Penjelasan akibat dari berbagai jalan karma bisa dibagi menjadi 3 kategori:

  1. Akibat yang matang sepenuhnya
  2. Akibat yang sesuai dengan sebabnya
  3. Akibat yang memengaruhi lingkungan


1. Akibat yang matang sepenuhnya

Ini bergantung pada tingkat keseriusan sebuah karma. Karma buruk yang paling serius akan berakibat kelahiran kembali di alam neraka. Karma buruk menengah menghasilkan akibat yang matang sepenuhnya dalam bentuk kelahiran kembali di alam setan kelaparan. Karma buruk yang paling ringan berdampak pada kelahiran kembali di alam binatang.

Masing-masing karma bisa dianalisis berdasarkan tahap persiapan, tindakan, dan tahap penyelesaiannya. Tahap persiapan suatu karma berkaitan dengan akibat yang matang sepenuhnya. Tindakannya sendiri berkaitan dengan akibat yang sesuai dengan sebabnya. Tahap penyelesaian berhubungan dengan akibat yang memengaruhi lingkungan. Dari ketiga kategori tersebut, yang paling penting adalah akibat yang matang sepenuhnya, karena ini merujuk pada kelahiran kembali di alam-alam rendah, yaitu alam neraka, setan kelaparan, dan binatang. Jadi, akibat yang matang sepenuhnya menentukan bentuk kelahiran kembali di alam rendah beserta skandha (agregat) yang didapatkan berdasarkan akibat karmanya.

Kalau kita ambil contoh karma membunuh, maka tindakan membunuh itu sendiri bukanlah yang berakibat paling buruk. Adalah tahap persiapannya yang menentukan akibat yang matang sepenuhnya, yaitu kelahiran kembali di alam rendah. Berbicara mengenai tahap persiapan, kita bicara dalam konteks sebuah jalan karma yang terbagi menjadi basis/dasar, pemikiran di balik sebuah tindakan, tindakan itu sendiri, dan penyelesaian.

 

2. Akibat yang sesuai dengan sebabnya

Kapan sebuah akibat yang sesuai dengan sebabnya terjadi? Ia terjadi setelah akibat yang matang sepenuhnya berbuah, yakni kelahiran kembali di alam rendah. Begitu seseorang sudah bangkit dari alam rendah dan mendapatkan kelahiran kembali di alam yang lebih tinggi, maka ia akan mengalami akibat yang sesuai dengan sebabnya. Ada 2 jenis akibat yang sesuai dengan sebabnya:

  1. Pengalaman yang sesuai dengan sebabnya
  2. Perilaku yang sesuai dengan sebabnya

Dalam kasus membunuh, pengalaman yang sesuai dengan sebabnya adalah mengalami umur pendek atau sakit-sakitan. Akibat ini cukup mudah dipahami karena ketika kita membunuh, artinya kita mengambil nyawa satu makhluk. Dengan kata lain, kita memperpendek masa hidup satu makhluk. Jadi, akibat yang sesuai dengan sebabnya dari aspek pengalaman adalah kita sendiri akan mengalami umur pendek. Dalam kasus mencuri, pengalaman yang sesuai dengan sebabnya adalah kekurangan harta benda. Ini bisa kita amati pada orang-orang yang senantiasa kekurangan harta benda, terlepas dari betapa kerasnya mereka berupaya untuk memperoleh kekayaan. Dalam kasus perilaku seksual yang salah, akibat yang sesuai dengan sebabnya adalah mendapatkan pasangan (suami/ istri) yang tidak setia.

Dalam kasus berbohong, akibat yang sesuai dengan sebabnya adalah mengalami kritikan atau celaan bahkan ketika kita tak melakukan kesalahan apa pun. Dalam kasus ucapan memecah-belah, akibat yang sesuai dengan sebabnya adalah terpisah dari para sahabat. Dalam kasus ucapan kasar, akibat yang sesuai dengan sebabnya adalah mendengar kata-kata yang tak enak didengar atau suara-suara yang tak menyenangkan. Dalam kasus omong-kosong, akibat yang sesuai dengan sebabnya adalah diremehkan atau tak diperhatikan oleh orang lain.

Dalam kasus keserakahan, akibat yang sesuai dengan sebabnya adalah tidak pernah merasa puas dan terus merasakan kemelekatan yang kuat. Dalam kasus niat jahat, akibat yang sesuai dengan sebabnya adalah merasakan amarah atau sikap bermusuhan. Dalam kasus pandangan salah, akibat yang sesuai dengan sebabnya adalah ketidaktahuan atau kegelapan batin.

Bagaimana dengan akibat yang sesuai dengan sebab dari sudut perilaku? Bila seseorang membunuh, maka ia akan cenderung suka dan menikmati tindakan membunuh. Ini berlaku pada karma buruk lainnya. Secara khusus, kita bisa mengamati anak-anak kecil. Kadang-kadang, tanpa alasan apa pun, seorang anak kecil bisa sangat menyukai dan menikmati tindakan membunuh makhluk apa saja yang bergerak. Ini kelihatannya terjadi begitu saja, tanpa sebab apa pun. Tapi sebenarnya, ada alasan kuat di balik tindakan tersebut, yaitu akibat yang sesuai dengan sebab dari sudut perilaku, yaitu kebiasaan membunuh yang matang sebagai buah karma di kehidupan saat ini. Ada juga orang-orang yang tak tahan kalau tidak mengambil barang milik orang lain, dan dengan logika yang sama, kleptomania ini sebenarnya adalah kebiasaan mencuri yang matang sebagai buah karma di kehidupan saat ini.

Guru-guru besar Kadam di masa lampau menyatakan bahwa di antara kedua jenis akibat yang sesuai dengan sebabnya, perilaku yang sesuai dengan sebab adalah akibat yang paling buruk dan berbahaya. Suatu akibat yang mengakibatkan pengalaman tak menyenangkan akan habis atau selesai ketika dialami. Tapi, perilaku yang sesuai dengan sebab menyebabkan seseorang terus menciptakan pengalaman yang tak menyenangkan, dan ini tentu saja jauh lebih buruk.

 

3. Akibat yang memengaruhi lingkungan

Ini berkaitan dengan lingkungan tempat kita dilahirkan, yaitu sumber daya dan kondisi lingkungannya. Dalam kasus membunuh, kita akan terlahir di tempat yang kekurangan makanan, minuman, dan obat-obatan, atau bisa pula meski tempatnya tak kekurangan apa pun, makanan dan obat-obatan yang kita konsumsi tak bergizi atau berkhasiat bagi diri kita (meski orang lain bisa saja tak mengalami keluhan yang sama). Dalam kasus mencuri, kita akan terlahir di tempat yang kekurangan hasil panen, berhubung perubahan iklim yang drastis (kemarau atau hujan berkepanjangan, dsb). Ini adalah fenomena yang sering kita lihat belakangan ini. Dalam kasus perilaku seksual yang salah, kita akan terlahir di tempat yang tak bersih, tak menyenangkan, memiliki bau tak sedap, dan secara umum merupakan lingkungan yang tak sehat, yang jamaknya akan membuat kita merasa sedih, tak nyaman, depresi, dsb.

Dalam kasus berbohong, kita akan terlahir di tempat yang ladang atau sawahnya tidak memberikan hasil panen yang diinginkan, terlepas dari upaya-upaya yang sudah dilakukan. Misalnya, kita bisa saja membeli sebuah kebun dengan hasil yang panen yang bagus. Namun, setelah kebun ini kita ambil alih, hasil panennya malah anjlok. Meski di permukaan terlihat tak masuk akal dan tak punya sebab khusus, namun inilah akibat dari karma berbohong. Dalam kasus ucapan memecah-belah, kita akan terlahir di tempat yang tak rata dan terjal, di mana perjalanan sulit dilakukan, dan yang pada gilirannya menimbulkan rasa takut atau tidak aman kapan pun kita menempuh perjalanan. Dalam kasus ucapan kasar, kita akan terlahir di tempat yang tak menyenangkan, yang penuh dengan aneka hambatan atau rintangan, misalnya, terlahir di tempat yang berbatu-batu, yang berduri, yang jalanannya rusak atau pecah, yang kekurangan air, dsb. Dalam kasus omong-kosong, kita akan terlahir di tempat yang pohonnya tak menghasilkan buah, yang berbuah pada waktu yang salah, yang buahnya tidak bagus, atau yang batangnya gampang roboh.

Dalam kasus keserakahan, kita akan terlahir di tempat yang segala sumber daya dan hal baiknya mengalami kemerosotan. Apa yang tadinya ada dan tersedia menjadi berkurang dan menyusut. Arya Nagarjuna menjelaskan lingkungan seperti ini sebagai tempat yang tidak sanggup memenuhi harapan para penghuninya. Dalam kasus niat jahat, kita akan terlahir di tempat yang memiliki banyak wabah penyakit, konflik (perang saudara, dll), dan binatang buas. Dalam kasus pandangan salah, kita akan terlahir di tempat yang sumber daya alam dan tanamannya menghilang, yang orang-orang potensialnya juga hilang, mati, atau pergi karena satu dan lain alasan. Perubahan atau distorsi pandangan juga akan terjadi: apa yang tak baik dianggap baik, apa yang tak bersih dianggap bersih, apa yang merupakan penderitaan dianggap sebagai kebahagiaan atau hal yang menyenangkan, dll.

[1] Madhyamaka-watara.

Dikutip dari pembabaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche di Biezenmortel, Belanda pada 21-24 Februari 2013.

Transkrip lengkap dapat dibaca dalam buku “Karma dan Akibatnya”.
Buku fisik ini dapat didapatkan di sini. Tersedia juga dalam bentuk ebook di sini.